Mohon tunggu...
Eka Wangge
Eka Wangge Mohon Tunggu... -

perfectly unperfect girl :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Si Belang (Cerita dari Kubus) *Satoe*

22 Desember 2010   04:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:30 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
12930176861730892897

Belang namanya bukan karena selang-seling warna yang biasanya dua, tiga kalau ramai, tapi karena diantara yang lain dia yang paling membikin gemas. Tingkahnya lihai saat harus menggencet tikus, keluar dari rumah kubus ini! Bukan dengan raungan mengusir atau petikan nada - nada kasar yang memekakkan kuping, tapi dengan senyuman sinis dari sudut kubus. Tikus yang terjebak, terpaksa kabur mesti hati mengumpat, mengapa belang sok jadi penguasa di kubus ini. Dihadapan tikus - tikus pengusir kecoa, gelagatnya liar, padahal, enggan kuku-kukunya yang cantik mencakar kecoa sebab jijik. Setelah kecoa dibasmi tuntas, Belang mulai beraksi, mengusir tikus-tikus dengan seringai macannya. Tikus yang penakut kabur tanpa jejak, yang tersudut biasanya sembunyi dibawah kolong meja, hingga saat tuan besar si pemilik kubus datang memeriksa, yang tampak hanya belang. Di depan tuan besar, naluri liar belang dia sembunyikan dibalik kuku cantiknya yang berwarna warni. Sesekali dia mengerling manja, menjilat tangan tuan besar sambil menggumam " tuan, sudah kubereskan kecoa pembawa kuman seturut apa yang kau katakan. Kini berikan aku kesempatan mendidik tikus - tikus pembersih, agar jangan seharian bersembunyi di kolong meja karena malas" Tuan besar hanya tersenyum sambil berkata, " belang, kau memang hebat " sementara tuan besar tak peduli dengan tikus- tikus dibawah kolong meja. Setelah tuan besar pergi, Belang mulai pasang aksi. Dikumpulkannya lima ekor tikus pembersih kubus yang tersisa,- yang lain sudah kabur karena tak tahan terus diintimidasi oleh tingkah sok pintarnya- di tengah kubus, lalu dia berucap lantang " hei para tikus, akulah wakil tuan besar. Mulai sekarang kuperintahkan kalian untuk membersihkan tiap sudut kubus. Lantainya harus di-pel pakai sabun, temboknya harus di-cat. kubus ini harus indah!" Tikus-tikus yang tak bisa menyahut karena sudah dihipnotis dengan mantra dibalik senyum bijak dan kata-kata canggih Belang, bekerja tanpa kata. Hingga selepas semua pekerjaan selesai, si belang mulai menyeringai lagi dari sudut kubus. Tikus - tikus paham, sekarang saatnya sembunyi dibawah kolong meja. Tuan besar masuk kedalam kubus, si belang menggelayut manja. "tuan, sudah kuselesaikan semua pekerjaan, bukankah ruangan ini indah? Mana upahku?" Tuan besar tergelak " belang, kau tak akan jadi tuan. Kau hanya kucing. " Lima ekor tikus pembersih kubus keluar dari kolong meja, berhamburan sambil mencicit gembira. Tuan besar tersenyum " disana rupanya kalian bersembunyi" Si belang meringis, karena sudah ketahuan belangnya, membikin gemas.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun