Mohon tunggu...
Eka Wangge
Eka Wangge Mohon Tunggu... -

perfectly unperfect girl :)

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Si Belang (Cerita dari Kubus) *Doea*

22 Desember 2010   12:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:29 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hari ini tikus di kubus bercicit kian kemari, sebab si Belang yang bikin gemas sudah ketahuan belangnya, bukan dua atau tiga. Kubus kian terasa ramai oleh kehadiran tikus - tikus lain yang pulang ke rumah. Begitulah adanya, kalau ada si belang, kubus mendadak sunyi senyap, mati!

Tikus takut bercicit, tetangga takut mampir, si belang suka mengaum, marah! Jika marah, aumannya sampai ke telinga tuan besar lewat mantra di tengah malam. Mati kau! Karena sementara waktu si belang di beri liburan untuk memperbaiki belangnya, tikus senang.

" teman - teman mari kita berpesta, berbagi cerita diantara sarang laba-laba"... Begitu kata tikus kepala.

Teman-temannya yang sekarang jumlahnya berlipat-lipat berteriak

"hoooreeee" sambil membayangkan diri bebas makan sabun dalam lemari.

Tikus kepala lalu memanggil 4 ekor temannya mula - mula berdiri dalam formasi melingkar sambil berbisik
" ssstttt,, kalian tahu kabar yang kudengar dari kursi lipat di rumah tuan besar ?"

Seekor anak buahnya yang gagap berbisik mewakili yang lain
"be be be luuummm bosss... A a a pa pa ka ka ta nya"

" ternyata si belang itu bininya sedang bunting. Makanya dia harus tinggal di rumahnya sendiri. Kalau tinggal disini, bisa-bisa anaknya yang baru lahir langsung dilatih untuk makan kita. Bahaya. Bisa - bisa cerita ini cepat selesai. Nah, sekarang kita bisa senang - senang selama 3 bulan! Sebelum belang pulang, sebab dia sudah minta maaf di tuan besar! "

Si gagap bertanya lagi tanpa mencerna isi pesan
" ke ke na na pa siiii be be lang tidak minta maaf ke kita?"
Tikus kepala  menjawab
" hussshhh,, sudah gagap, bodoh lagi. Jelas si belang lebih tinggi posisinya dari kita. Malu dia kalau harus minta maaf. Apalah artinya maaf, yang penting si belang berubah. Bisa menghargai kehadiran tikus pembersih di kubus seperti kita"

Tiga bulan dalam masa gembira, kubus berubah menjadi kotak sampah. Maka persis di hari terakhir setelah mendapat informasi dari si kursi lipat bahwa si belang akan kembali besok, tikus kembali siaga. Merapikan kubus agar kembali nyaman! Sementara,keesokan harinya, di sudut rumah, si belang berpesan kepada bininya yang berbulu putih selembut kapas
" kau jagalah anak kita yang tiga ekor ini baik-baik. Jangan minta macam-macam,nanti aku bisa makan tikus yang bukan makananku. Tikus pembersih kubus itu nanti kugencet biar dapat bonus dari tuan besar. Kalau ketahuan lagi, tamat riwayatku."

Bininya mengangguk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun