Mohon tunggu...
Gito Setiyanto
Gito Setiyanto Mohon Tunggu... pegawai negeri -

Hanya seorang manusia biasa yang ingin menambah wawasan

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Commet di Jakarta

10 Februari 2010   11:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   17:59 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak lama lagi akan ada Commet di Jabodetabek. PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) sudah memasang leaflet/brosur mengenai penggunaan Commuter Electronic Ticketing (Commet). Ya, tiket kertas yang selama ini digunakan akan segera digantikan oleh tiket elektronik dengan teknologi Radio Frequency Identification (RFID), seperti tiket EZ Link yang digunakan MRT di Singapura.

Harga perdana Commet adalah Rp25.000 sudah termasuk dana cadangan sebesar Rp15.000 yang dapat digunakan saat pertama kali membeli atau tidak memiliki saldo di tiket. Untuk isi ulang atau top up, tidak dibatasi nilai minimalnya, tetapi saldo maksimal yang boleh ada di kartu Commet adalah satu juta rupiah. Saldo akan secara otomatis berkurang sesuai dengan tarif KRL yang digunakan. Kalau sudah tidak digunakan, kartu Commet dapat dikembalikan ke PT KCJ yang akan diganti sesuai dengan nilai saldo yang ada ditambah harga pembelian awal.

Cara penggunaan Commet cukup mudah. Penumpang KRL menyentuhkan (tap) Commet pada saat masuk peron di stasiun keberangkatan. Kemudian saat di atas kereta, penumpang juga harus tap Commet ke alat pembaca Commet yang dibawa oleh petugas KCJ. Tujuannya adalah untuk menentukan kelas kereta yang digunakan, apakah ekspres AC, Ekonomi AC, atau KA Ekonomi Biasa non AC. Kelas kereta ini akan mentukan tarif yang dikenakan kepada penumpang. Selanjutnya, setelah sampai di stasiun tujuan, penumpang harus sekali lagi tap Commet saat akan keluar peron stasiun. Jadi, harus melakukan tiga kali tap. Inilah bedanya dengan MRT Singapura, yang cukup 2 kali tap, di stasiun keberangkatan dan di stasiun tujuan, karena hanya ada satu kelas kereta dan tarif sesuai dengan asal dan tujuan.

Kalau hanya melakukan dua kali tap, konsekuensi yang terjadi adalah akan dikenakan tarif tertinggi yaitu Rp15.000 atau kartu tidak dapat digunakan. Jika kartu tidak dapat digunakan, untuk mengaktifkan kembali harus menghubungi loket penjualan dan membayar denda sebesar Rp15.000.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun