Tano Niha.- Sejak dari dulu, sampai dengan sekarang, Tano Niha disebut tertinggal, padahal sudah zaman milenial. Ya, ketertinggalan itu selalu bersifat perbandingan. Walau kita sudah maju akan tetapi masih jauh tertinggal dibanding dengan daerah lain di luar kepulauan Nias. Ada apa ? mengapa? Apakah Ono Niha kurang pintar ? apakah kekuarangan duit ? Humm, jawabannya adalah SALAH URUS, salah penggunaan anggaran dan lo labe dodora, laduhugo lafake nifakera, alai nda'o yaita Ono Niha. Banyak anak-anak muda berseru, bersuara agar dibuat perubahan, tetapi tetap saja Tano Niha masih disebut tertinggal. Apakah yang terjadi ?
Sekalipun dana yang masuk sedikit, tetapi jika digunakan dengan baik dan tidak dikorupsi, pastilah tetap kelihatan pertumbuhan dari pemanfaatan dana itu. Sayang sekali, masih banyak oknum yang hanya memikirkan kantongnya sendiri, keluarganya dan kroni-kroninya. Rekayasa data, rekayasa anggaran, inilah model permainan dibalik layar. Lalu, anak-anak muda yang polos terkadang tak berpikir panjang sehingga mudah terprofokasi dan terbuai.
Apakah kekuarangan anggaran? Jika kita katakan kurang, ya tetap kurang, tetapi bagaimana niat hati kita memanfaatkan anggaran ini dengan baik dan fokus pada pemanfaatannya. Perilaku oknum calon pemimpin berpengaruh besar pada kualitas kepemimpinan walau itu bukan pedoman kita bersama untuk memajukan kepulauan  Nias.
Jika salah urus, lalu salah urusnya dimana ? jika anda memahami bahwa penggunaan anggaran tidak tepat sasaran dan sulap sana-sulap sini, ya itu namanya MODAL SALAH URUS. Apakah ada yang sudah melihat sesuatu yang hebat sekali yang amat menonjol di kepulauan Nias dan yang sudah dilakukan ? tak ada, komoditi kepulauan Nias dan  tak ada yang bisa diandalkan saat ini. Apakah anda cukup memahami hal itu, bahwa saat ini, mayoritas bahan pokok didatangkan dari luar kepulauan Nias ? Jadi, BUPATI adalah pemegang kendali nomor satu (1) di setiap daerah di kepulauan Nias, dialah pengendali dan kunci kemajuan daerah itu.
Makanya, jika anda salah memilih calon pemimpin, maka rusaklah daerah kita terus menerus dan atau tidak mengalami kemajuan. Lalu anda berkata, masalah narkoba, kasar bicaranya, suka bersumpah dll, tidaklah penting, itu berarti anda mengabaikan masalah karakter atau kepribadian. Jika kepribadian seseorang rusak dan belum bertobat, ya rusaklah yang ia kerjakan.
Contohlah JOKOWI yang memiliki karakter yang baik, kota Solo semakin maju, Jakarta semakin bagus dan Indonesia semakin lebih baik dibuatnya. 3 ciri pemimpin yang tidak baik yang sudah disampaikan sebelumnya, itu berarti, memang mungkin ada seperti itu, ya jangan dipilih orang-orang seperti itu.
Cara sederhana untuk memajukan kepulauan Nias adalah GUNAKAN ANGGARAN DENGAN BAIK DAN BENAR, fokuskan pada pengembangan SDM masyarakat, bangun SDA yang ada di wilayah dan pikirkan bagaimana cara menjual produk masyarakat. Sedangkan pembangunan, kan sudah ada anggaranya, ya tinggal bangun pelan-pelan sesuai anggaran. Masalah karakter juga menjadi prioritas kita, jadi bukalah mata, bukalah telinga, banyaklah belajar dari non Ono Niha yang sudah maju.
Nah, calon pemimpin yang ada saat ini, pastilah ada yang terbaik diantara yang baik dan jika tidak bermain SERANGAN FAJAR, kita yakinkan bahwa yang terbaik itu menang. Persoalannya sekarang adalah SIAPAKAH CALON PEMIMPIN yang kita usung, jangan memilih calon pemimpin berdasarkan kasihan, titipan ormas, suadara dan dil-dil politik. Kita harus memilih calon pemimpin berdasarkan KUALITAS dan KAPABILITAS dan dimaui masyarakat. Siapakah itu ?
Nyatalah sekarang bagi kita bahwa sesungguhnya untuk membangun kepulauan Nias tidaklah sulit-sulit amat. Urgensinya adalah GUNAKAN ANGGARAN DENGAN BAIK dan BENAR....., faham, bukan ? Jean
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H