Dalam realitas kehidupan yang dijalani  manusia, kita semua mengalami berbagai  kejadian yang menyenangkan dan membahagiakan serta menyedihkan dan menyakitkan.Â
Dalam menjalani kehidupannya setiap orang memiliki pilihan bagaimana ia akan menjalani hidupnya, dalam situasi dan kondsi apapun. Saat menghadapi berbagai pengalaman hidup, khususnya di masa sulit dan penuh tantangan, masing masing individu menanggapinya dengan berbagai respon sesuai kemampuannya dalam menghadapi dan mengatasi masalah serta stres yang ditimbulkan oleh pengalamannya.Â
Meskipun menghadapi berbagai pengalaman hidup dan ada kalanya harus mengalami tragedi dan badai kehidupan, pada umumnya manusia ingin menemukan makna hidup dan mendambakan hidup yang bermakna.Â
Saat orang tidak dapat menghadapi dan mengatasi badai kehidupannya sendiri ia perlu bantuan professional, khususnya psikolog untuk mendampingi dan mendukungnya.Â
Dalam proses pelayanan psikologis yang dilakukannya psikolog dapat menggunakan berbagai metode psikoterapi yang sesuai dengan kebutuhan kliennya. Saat menghadapi situasi kondisi kehidupan yang sarat tantangan dan kesulitan manusia memerlukan logoterapi, Â psikoterapi yang dapat mendukung, memberi semangat pada individu untuk menghadapi dan mengatasi badai hidupnya serta menemukan makna hidup dalam proses perjuangannya menghadapi badai kehidupan.
Logoterapi adalah "terapi melalui makna" merupakan psikologi humanistik yang melihat manusia secara holistik (biopsikososial-spiritual) dan mengakui pentingnya  dimensi spiritual pada manusia, dapat menolong orang melihat hidup sebagai peluang untuk pertumbuhan dalam dirinya dan tujuannya untuk menemukan makna.Â
Logoterapi memfasilitasi dan memotivasi individu mengupayakan kesempatan untuk menemukan makna dalam area area yang mungkin sudah diabaikannya, termasuk pengejaran intelektual, kreatifitas, relasi manusia dan devosi, ibadah.
Manusia merupakan mahluk yang memiliki berbagai potensi yang luar biasa, namun sekaligus juga memiliki keterbatasan dalam aspek ragawi, kejiwaan, sosial budaya dan kerohanian. Logoterapi membantu kita memiliki pandangan baru mengenai diri kita, potensi dan keterbatasan, keberhasilan dan kegagalan, visi dan tujuan hidup.Â
Logoterapi memandu, membimbing orang untuk memahami dirinya sebagai mana diri masing masing adanya saat ini, bagaimana bisa menjadi seorang pribadi yang berharga dan berarti (being somebody) dan tempatnya dalam totalitas kehidupan. Penilaian diri (self appraisal) ini tidak dilakukan dengan pemikiran khayalan, tapi ini berdasarkan realitas kehidupan, mengetahui, mengakui adanya ketidak adilan, penderitaan dan kepastian kematian.Â
Viktor Frankl, pendiri logoterapi dan para pengikutnya mengemukakan bahwa setiap orang menginginkan dirinya menjadi orang yang bermartabat dan berguna bagi dirinya, keluarga, lingkungan sosial, masyarakat sekitar dan berharga dimata Tuhan. Hasrat yang paling mendasar dari setiap manusia yaitu hasrat untuk hidup bermakna.Â
Bila hasrat ini dapat dipenuhi, kehidupan akan dirasakan berguna, berharga, dan berarti (meaningful). Sebaliknya bila tidak terpenuhi akan menyebabkan kehidupan dirasakan tak bermakna (meaningless).Â
Hasrat untuk hidup bermakna merupakan motivasi utama pada manusia. Hasrat inilah yang mendorong setiap orang untuk melakukan berbagai kegiatan -- seperti kegiatan bekerja dan berkarya -- agar hidupnya dirasakan berarti dan berharga.
 Sebagai motivasi dasar manusia, hasrat untuk hidup bermakna ini mendambakan diri kita menjadi seseorang pribadi yang berharga dan berarti (being somebody), menjalani kehidupan yang sarat dengan kegiatan kegiatan yang bermakna pula. Kehidupan yang bermakna (the meaningful life) dapat menghasilkan ganjaran (reward) atau hasil samping (by product)  yang didambakan setiap orang, yaitu kebahagiaan.Â
Logoterapi menunjukkan bahwa makna hidup dan sumber-sumbernya terdapat dalam kehidupan itu sendiri. Makna hidup dapat ditemukan dalam keadaan yang menyenangkan dan dalam penderitaan, selama yang mengalaminya mampu melihat hikmahnya.Â
Dalam kehidupan ini terdapat tiga bidang kegiatan yang secara potensial mengandung nilai-nilai yang memberi kemungkinan, peluang seseorang menemukan makna hidup didalamnya jika nilai-nilai itu diterapkan dan dipenuhi. Ketiga nilai itu adalah nilai-nilai kreatif (creative values), nilai-nilai penghayatan (experiential values) dan nilai-nilai bersikap (attitudinal values).
Nilai kreatif (creative values) ditemukan pada kegiatan berkarya, bekerja, mencipta serta melaksanakan tugas dan kewajiban sebaik mungkin dengan penuh tanggung jawab.Â
Melalui karya dan kerja yang dilakukan dengan sepenuh hati, sikap positif dan sukacita individu dapat menemukan arti hidup dan menghayati kehidupannya secara bermakna. J.B.Fabry (1980) melalui pendekatan pragmatisnya mengemukakan bahwa pencarian makna hidup dimulai pada level sehari-hari yang sederhana dengan cara merespon situasi moment yang sedang dihadapi atau dialami, dengan menerima tugas sederhana dalam kehidupannya.Â
Nilai penghayatan (experiential values) merupakan keyakinan dan penghayatan akan nilai nilai kebenaran, kebajikan, keindahan, keimanan, keagamaan dan cinta kasih. Individu dapat menemukan arti hidup dari ajaran agama yang diyakininya. Dengan mencintai dan merasa dicintai, seorang individu akan merasakan pengalaman hidup yang bermakna dan membahagiakan.Â
Nilai bersikap (attitudinal values) merupakan sikap menerima segala bentuk penderitaan yang tidak mungkin dielakan lagi dengan ikhlas, penuh ketabahan, kesabaran, dan keberaniaan, setelah melakukan segala upaya secara maksimal.Â
Saat seseorang menghadapi penderitaan karena keadaan sakit yang tidak dapat disembuhkan, kematian pasangan hidup dan orang lain yang dikasihinya dan menjelang ajal, ia tidak mungkin bisa mengubah atau menghindari keadaan itu namun ia bisa mengubah sikap (attitude) dalam menghadapi keadaan itu dan mengembangkan sikap yang tepat.Â
Sikap menerima dengan ikhlas dan tabah tragedi dan hal-hal tragis yang tidak mungkin dielakan lagi dapat mengubah pandangan seorang individu dari yang semula diwarnai penderitaan semata-mata menjadi pandangan yang mampu melihat makna dan hikmat dari penderitaan yang dialaminya.Â
Aplikasi Logoterapi sebagai Metode Terapi dan Pengembangan Diri
Logoterapi yang didirikan oleh Viktor Frankl dan dikembangkan oleh para pengikutnya pada awalnya merupakan metode psikoterapi praktis. Pada perkembangan selanjutnya Logoterapi mengembangkan sendiri filsafat manusia, teori kepribadian, teori psikopatologi dan metode pengembangan pribadi menuju kualitas hidup yang bermakna (Logoanalysis).Â
Dalam proses pelayanan psikologis yang dilakukan Logoterapis menerapkan asas-asas logoterapi dalam memberikan bantuan psikologis kepada seseorang (klien) untuk menemukan serta memenuhi makna dan tujuan hidupnya dengan cara lebih menyadari sumber-sumber makna hidup, mengaktualisasikan potensi diri, meningkatkan keakraban hubungan interpersonal, berpikir dan bertindak positif, menunjukkan prestasi dan kualitas kerja optimal, mendalami nilai-nilai kehidupan, mengambil sikap tepat atas musibah yang dialami, serta memantapkan ibadah kepada Tuhan.Â
Logoterapi mengembangkan beberapa metode dan teknik terapi untuk mengatasi gangguan gangguan neurosis. Metode Medical Ministry digunakan untuk mengatasi gangguan-gangguan perasaan yang berkaitan dengan hendaya ragawi (neurosisi somatogenik).Â
Teknik Paradoxical Intention dan Defreflection digunakan untuk mengatasi neurosis psikogenik, seperti fobia, kecemasan/ansietas dan Obsessive Compulsive Disorder. Pada Paradoxical Intention klien diminta untuk tidak lagi menghindari atau melawan gejalanya, tapi justru berusaha sekuatnya untuk memunculkan gejalanya atau mengharapkan gejalanya benar terjadi, lalu menghadapinya.Â
Upaya klien ini perlu disertai rasa humor terhadap kondisi dirinya agar klien melihat gejala dan menghadapinya sebagai hal ringan dan lucu, bukan sebagai hal yang berat dan mencekam.Â
Pada teknik Dereflection, klien diminta untuk berupaya mengabaikan sama sekali keinginannya untuk mengalami hal yang menyenangkan dan berusaha mengalihkan perhatiannya pada kegiatan lain yang lebih penting. Metode Existential Analysis digunakan untuk menangani gangguan neurosis yang disebabkan tidak terpenuhinya hasrat untuk hidup bermakna.
Logoterapi menggunakan konseling untuk membantu klien mengembangkan kualitas hidup bermakna. Hidup yang bermakna (meaningful life) merupakan dasar untuk produktifitas kerja, tujuan hidup yang jelas. Relasi interpersonal yang akrab, kemantapan kepribadian serta gerbang menuju ke arah ketentraman dan kebahagiaan (kesejahteraan hidup).Â
Dalam konseling logoterapi sejak awal konselor mengarahkan klien untuk menghadapi masalahnya sebagai kenyataan. Pada tahap diskusi, Â konselor dan klien bersama-sama membahas dan menyamakan persepsi atas masalah yang dihadapi klien. Tujuannya agar klien dapat menemukan arti hidup sekalipun dalam penderitaan.Â
Pada tahap evaluasi dan penyimpulan konselor mencoba memberi interpretasi atas informasi yang diperoleh sebagai bahan untuk tahap selanjutnya yaitu perubahan sikap dan perilaku klien. Konseling dalam logoterapi mencakup tahap tahap modifikasi sikap, orientasi terhadap makna hidup, penemuan dan pemenuhan makna dan pengurangan simptom.Â
Pengembangan pribadi adalah upaya terencana untuk meningkatkan wawasan, pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang diperlukan guna meraih kehidupan yang lebih baik dalam mewujudkan citra diri yang diidamkan. Proses pengembangan pribadi hanya dapat dilakukan setelah individu mengenali keunggulan kelemahan dirinya sendiri.
Dalam tataran psikologi, pengenalan diri merupakan upaya untuk memperluas dan memperdalam kesadaran atas berbagai kecenderungan serta kekhususan diri sendiri dan lingkungannya, seperti kemampuan, bakat, sikap, sifat, minat, motivasi, pemikiran, perasaan, penyesuaian diri, dukungan dan hambatan sosial, tujuan yang didambakan dan pola perilaku lainnya., baik yang sudah direalisasikan maupun yang masih merupakan potensi.Â
James C. Crumbaugh, seorang pengikut Viktor Frankl dari Amerika secara kreatif mengembangkan sebuah model pelatihan pengembangan pribadi (personal growth) yang dinamakan Logoanalysis. Model pelatihannya ini dapat dipelajari dalam buku yang ditulisnya Everything to Gain : A Guide to Self-Fullfilment through Logoanalysis.Â
Logoanalysis ini ditujukan untuk mereka yang sehat dan memiliki kehidupan baik dan ingin meningkatkan kesadaran atas makna dan tujuan hidup yang lebih jelas serta mendambakan kehidupan yang lebih bermakna, maupun mereka yang sedang mengalami masalah emosional yang berat serta mereka yang merasa hidupnya hampa tak berarti.Â
Untuk memandu mereka yang ingin mengembangkan kehidupan yang bermakna, Logoanalysis James C. Crumbaugh mengembangkan dua teknik dasar yang didisain untuk menggali dan mengeluarkan kemampuan kreatif yang kita semua miliki yang belum disadari dan digunakan sepenuhnya. Kedua teknik ini yaitu upaya memperluas kesadaran diri (Expanding conscious awareness) dan merangsang imaginasi kreatif (stimulating creative imagination) diterapkan melalui metode self evaluation (pemahaman diri), Action as if (bertindak positif),  Establishing an Encounter (personal & spiritual), Exploring Human Values for Personal Meaning.Â
Hana Bastaman memaparkan metode Logoanalyis yang diajukan James C. Crumbaugh sebagai berikut : self evaluation (pemahaman diri) yaitu mengenali secara objektif kekuatan dan kelemahan diri sendiri, baik yang masih merupakan potensi maupun yang telah teraktualisasi. Kekuatan kekuatan itu kemudian dikembangkan dan ditingkatkan serta kelemahan kelemahan dihambat dan dikurangi.Â
Action as if  (bertindak positif) :  mencoba menerapkan dan melaksanakan hal-hal yang dianggap baik dan bermanfaat dalam perilaku dan tindakan nyata sehari-hari. Establishing an Encounter (personal & spiritual) : pengakraban hubungan, meningkatkan hubungan baik dengan pribadi-pribadi tertentu (misalnya anggota keluarga, teman, rekan kerja) sehingga masing-masing saling mempercayai, saling memerlukan satu dengan lainnya serta saling membantu (personal encounter). Berupaya memahami dan melaksanakan hal-hal yang diperintahkan Tuhan dan mencegah diri dari apa yang dilarangNya (spiritual encounter, ibadah).Â
Exploring human values for personal meaning: berupaya untuk memahyami dan memenuhi empat macam nilai yang merupakan sumber makna hidup, yaitu nilai kreatif (kerja, karya, mencipta); nilai penghayatan (kebenaran, keindahan, kasih, iman); nilai bersikap (menerima dan mengambil sikap yang tepat terhadap derita yang tidak dapat dihindari lagi); nilai pengharapan (percaya adanya perubahan yang lebih baik di masa mendatang.Â
Keempat metode tersebut bertujuan untuk menjajagi sumber makna hidup yang tersirat dari pengalaman pribadi, kehidupan sehari-hari dan lingkungan sekitarnya. Bila makna hidup ini ditemukan dan berhasil dipenuhi diharapkan akan mendatangkan persaan bermakna dan bahagia yang semuanya merupakan cerminan kepribadian yang sehat.Â
Dalam menghadapi kehidupan masa sekarang yang sarat tantangan, kesulitan dan masalah Logoterapi merupakan metode terapi yang efektif untuk memfasilitasi dan memotivasi individu  untuk menghadapi dan menjalani hidup dengan berbagai masalah dan tantangannya serta menemukan peluang untuk pertumbuhan dalam dirinya dan tujuannya untuk menemukan makna hidup dan meraih kehidupan yang bermakna.
DAFTAR RUJUKAN
Bastaman, H.D. (2007). Logoterapi Psikologi untuk Menemukan Makna Hidup dan Meraih Hidup Bermakna. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
Crumbaugh, James C. (1973) Everything to Gain : a Guide to Self-fulfillment through Logoanalysis. Chicago : Nelson-Hall Company.
Frankl, V. E. (1984). Man's Search for Meaning : An Introduction To Logotherapy. Third Edition. New York :  A Touchstone Book.
Bandung, Â September 2023
Gouw Ay Lien
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H