Mohon tunggu...
Gustaf Wijaya
Gustaf Wijaya Mohon Tunggu... Ilmuwan - Blogger

Pemerhati Media dan Industri Kreatif

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Apakah Iklan 3 Indie+ Itu Benar?

30 Juni 2013   13:31 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:13 10953
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13726117611112191435

Iklan 3, harus diakui, sangat kreatif. Menggunakan kata – kata persuasif yang membuat orang lupa akan kebiasaannya memindah channel saat iklan. Yang membuat orang lupa bahwa itu iklan operator seluler dan bukan iklan motivator.

foto : trenologi.com

Yang terbaru tentu, iklan layanan 3 indie+, ada 2 versi, anak kecil cowok dan cewek. Isi narasinya pun telah menggelitik kita semua, akui sajalah. Keduanya dibintangi beberapa anak kecil. Kurang lebih, isinya demikian :

“Kalo aku uda gede, aku mau jadi eksmud, mau jadi bos,  aku pngen kerja di Multinasional company”. (versi cowok)

(pro: iya ya, asik kerja di perusahaan gede, guwe juga lagi nunggu lowongan ini)

(kontra: banyak yang ingin bekerja di multinasional company, tapi, yang lagi trend sekarang adalah bekerja di kantor sendiri men)

"Aku bekerja di gedung tinggi.” (versi cowok)

(pro: gedung tinggi = city view bro..)

(kontra: banyak yang kerja dan hidup di gedung tinggi, tapi nyatanya, tidak semua orang mau apartemen yang letaknya di lantai atas kan? Ribet naiknya lah, ini lah..)

“hari hari ngomong campur bahasa Inggris.  Rambut klimis, sepatu mengkilat kayak orang penting.  Tapi ngerjain pekerjaan yang kurang penting.” (versi cowok)

(pro: ya mau gimana lagi bro,dapetnya kerjaan itu e..)

(kontra:  English dan Sepatu mengkilat bukan menandakan orang penting, professional namanya gan).

“Jadi tukang fotocopy, bawain laptop, beres2 kertas.  Gak masalah kerja 15 jam sehari.  Tidur cuma 5 jam sehari” (cowok)

(pro: iya ya, masak S1 cuma suruh jadi tukang fotocopy di kantor..hmm, guwe juga lembur terus. payah)

(Kontra : ini yang diprotes, saya juga, Tukang fotocopy sebelah saya bisa beli tanah dimana – mana, atau katakanlah anda sedang mengurus SIM di Polres, tempat apa yang pertama anda tuju? Fotocopy kan? Atau anak anda sedang memasuki tahun ajaran baru, pasti dia antre di Fotocopy juga. Yang skripsi? Malah, tiap hari ke fotocopy dari sumber sampai nanti skripsinya jadi, anda juga pasti mengalami lah.. 5 jam sehari? buruh pabrik ada tuh yang sabtu libur, malah dikasih alokasi dana buat futsal, lumayan lah.. yang ini bergantung perusahaan, juga pimpinannya gimana gan...)

“tiap jumat pulang kantor, nokrong bareng sesame eksmud, ngomongin proyek besar, biar kelihatan sukses.Suara digede-gedein, biar kedengeran si cewek sebelah” (versi cewek)

(Pro : guwe banget, tapi, ndak cuma jum’at doing kali..)

(Kontra: kita bukan Cuma ngomongin proyek besar, tapi juga peluang bisnis baru, lo pikir mau jadi karyawan seumur hidup , heh? )

“kalo weekend sarapan di kafe sambil sibuk laptopan, pesen kopi secangkir harga 40rb-an, diminumnya pelan – pelan, biar tahan sampai siang demi wi-fi gratis.  (versi cewek)

(pro: Ya, guwe sih gitu bro, wajar lah, tapi sebelum diminum, upload instagram dulu, foursquare dulu, update facebook, log in path sama mention temen di Twitter)

(kontra: Kopi emang enak disruput pelan kok, kalo diminum cepet namanya adem sari bro..)

Kalau tanggal tua, pagi siang malam makannya mie instan, kalau mau nelpon bisanya Cuma miss call. (versi cewek)

(pro: guwe malah ndak pernah telpon bro, line aja gratis)

(kontra: ya pulsa dihemat beb, jangan mis-management gitu lah)

Masalahnya, gaji cuma tahan sampe tanggal 15.  Untung di warteg bisa makan dulu bayar belakangan. Tapi sayang gak berlaku untuk beli pulsa.  JADI ORANG GEDE MNYENANGKAN TAPI SUSAH DIJALANIN.  (versi cowok)

(pro: iya ya, gaji gw dikit,apes..)

(kontra: warteg juga nikmat kok, yang di restoran banyak kolesterolnya, walo memang sih, di warteg minyaknya udah kepake ribuan kali baru dipake abangnya..)

Tribunews kemarin (see http://www.tribunnews.com/2013/06/29/kpi-iklan-3-parah) menyebutkan betapa geramnya KPI dengan iklan 3. “Sangat tidak mendidik” ujar Anggota Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Azimah Subagijo. Menurut Azimah, iklan tersebut tidak pantas menampilkan anak kecil yang mengomentari persoalan manusia dewasa, bukan pemikiran orisinal anak. Ketua KPI Sulawesi Selatan, Rusdin Tompo, menyesalkan diremehkannya pekerjaan tukang fotocopy, Ada pula yang mengomentari tagline 'pakai dulu baru bayar' yang terkesan mengandung makna dewasa (hayo….if you know what it means..)

Bukan kali ini 3 kena semprot, sebelumnya, iklan 3 'Always On Versi Perempuan'. Juga kena tegur, (see http://www.kpi.go.id/index.php/lihat-terkini/40-topik-pilihan-2/31367-iklan-3-always-on-versi-perempuan-indosiar-ditegur ) Menurut KPI Pusat iklan tersebut telah melakukan pelanggaran yakni dengan menampilkan narasi tentang kebebasan yang berisi di antaranya kalimat: "Katanya aku bebas berekspresi, tapi selama rok masih di bawah lutut." dan "Hidup ini singkat, mumpung masih muda, nikmati sepuasnya, asal jangan lewat dari jam 10 malam." Ada juga adegan berpelukan antara seorang perempuan dengan pria yang tampak seperti tidak menggunakan baju.

Apapun, mari kita serap positifnya,

iklan 3 sejalan dengan hidup anda? Think again bro..

KPI? Menyemprot iklan 3 tapi sinetron dan FTV yang jauh lebih parah rusaknya juga tetap tayang hingga hari ini. Jadi orang gede memang menyenangkan, tapi susah dijalanin.hehehe. Have a positive day! :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun