Mohon tunggu...
Putri Madina
Putri Madina Mohon Tunggu... Editor - Pelajar
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Artikel mengenai skincare dan kesehatan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Trichostasis Spinulosa: Gangguan pada Folikel Rambut!

14 Maret 2022   09:06 Diperbarui: 14 Maret 2022   09:18 5120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

                          

Apa kalian sempat memandang bercak- bercak gelap di batang hidungmu? Ya, tentu kalian mengira itu komedo bukan? Coba amati dengan cermat memakai cermin pembesar ataupun flash dari kamera kalian. Bercak- bercak gelap yang melekat di batang hidung kalian tidaklah komedo melainkan sekumpulan bulu halus yang diucap trichostasis spinulosa.

Trichostasis spinulosa merupakan sekumpulan bulu halus berkisar 5- 25 helai dengan dimensi kurang dari 1 milimeter, tertanam di folikel( tempat tumbuhnya rambut), membentuk benjolan kecil bercorak hitam serta nampak berduri dan biasa terletak di atas permukaan kulit zona wajah ataupun batang hidung. Nah, sebab seperti itu sebagian besar orang salah mengira bila trichostasis spinulosa merupakan komedo( blackhead).

Buat mengenali trichostasis spinulosa lebih lanjut, ikuti penjelasannya di dasar ini!

1. Apa itu trichostasis spinulosa?

trichostasis spinulosa merupakan kendala pada tempat tumbuhnya rambut yang diisyarati dengan benjolan bercorak hitam serta umumnya timbul pada zona wajah ataupun ekstremitas. Posisi yang kerap dilaporkan semacam kulit kepala, kelopak mata bagian dasar serta buah dada. Trichostasis spinulosa ini umumnya sering terjalin pada orang berumur.

2. Pemicu trichostasis spinulosa

trichostasis spinulosa belum ditemui namun sebagian aspek eksternal yang dapat jadi memunculkan terjadinya trichostasis spinulosa di antara lain:

Terpapar debu.
Minyak berlebih.
Radiasi cahaya UV.
Panas.
Iritasi.

Trichostasis spinulosa lebih umum ditemui pada kalangan wanita berkulit gelap. Umumnya, trichostasis spinulosa nampak pada wajah serta hidung tetapi bisa jadi timbul di dahi, dada serta lengan.

3. Tipe trichostasis spinulosa

Bagi riset dalam International Journal Of Trilogy
ada 2 varian trichostasis spinulosa yang sudah ditemui ialah:

Jenis klasik non- pruritik kerap nampak pada orangtua selaku lesi semacam komedo asimtomatik yang terletak di wajah.

Jenis pruritik nampak selaku sebagian papula( benjolan) seukuran kepala peniti di batang badan serta ekstremitas atas pada berusia muda.

2 jenis tersebut bisa dibedakan dengan metode melaksanakan pemeriksaan histopatologi.

4. Penangkalan trichostastis spinulosa

Dikutip Medscape, penangkalan yang bisa kalian jalani buat meminimalisir terbentuknya trichostastis spinulosa timbul kembali yakni pemakaian lotion yang memiliki emolien serta keratolitik. Perihal ini bisa menolong melembutkan tekstur kulit. Sehabis lesi( jaringan abnormal) terangkat, pemakaian obat yang memiliki asam retinoat topikal bisa menolong menghindari lesi timbul kembali di setelah itu hari.

5. Perawatan trikostastis spinulosa

Dikutip Medscape, perawatan

buat trichostasis spinulosa terdapat 2 berbagai perawatan ialah:

1. Perawatan medis

Perawatan kedokteran buat trikostasis spinulosa umumnya diberikan buat tujuan perawatan kecantikan semacam:

Mencabut dengan pinset.

Membagikan tekanan dengan ekstraktor

komedo.

Pemakaian parafin penghilang bulu.

Strip perekat, ataupun pencabutan dengan laser.

2. Perawatan bedah

Perawatan dengan memakai laser panjang 755 nm, alexandrite laser bisa jadi pula bisa kalian pertimbangkan.

Pengobatan terbaik nyatanya ialah yang bersumber pada pengecekan dan diagnosis dokter. Sampai dari itu, apabila hadapi hambatan pada kulit serta adanya karakteristik abnormal.

yang lain, hendaknya cek ke dokter spesialis kulit supaya dapat dikenal penyebabnya serta menemukan penindakan yang pas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun