Mohon tunggu...
Goris Lewoleba
Goris Lewoleba Mohon Tunggu... Konsultan - Alumni KSA X LEMHANNAS RI, Direktur KISPOL Presidium Pengurus Pusat ISKA, Wakil Ketua Umum DPN VOX POINT INDONESIA

-

Selanjutnya

Tutup

Hukum Pilihan

Mengangkat Citra Polisi di Titik Nadir

17 Agustus 2022   08:51 Diperbarui: 17 Agustus 2022   08:53 592
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hukum. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Walaupun  begitu,  apapun alasan yang mendasarinya, kita perlu memberikan apresiasi kepada semua pihak,  terutama kepada Presiden Republik Indonesia Joko Widodo,  yang telah memberikan perhatian secara khusus dengan meminta pihak kepolisian agar mengusut secara tuntas peristiwa dimaksud.

Demikian pula,  perhatian masyarakat melalui tekanan publik di media massa, telah mampu menjernikan isi berita dan meluruskan jalan ceritera peristiwa pada pemukaan mata air yang semakin bening,  dari ceritera semula yang cenderung berada di dalam kolam susu yang direkayasa.

Meskipun demikian,  masyarakat perlu memberikan dukungan kepada Kepolisian untuk dapat menyelesaikan masalah ini, agar citra polisi dapat kembali ke titik normal,  dengan merebut kembali simpati publik yang sedang terkapar, dan terlanjur basah di titik nadir.  

Polisi,  "Benci Tapi Rindu"

Dalam pengalaman dan kenyataan hidup bermasyarakat, realitas telah berbicara bahwa, sosok polisi merupakan aparat keamanan dan penegak hukum yang kerap amat dirindukan dan dibutuhkan oleh masyarakat.

Kebutuhan dan kerinduan akan kehadiran sosok polisi di tengah masyarakat, merupakan suatu keniscayaan yang realistis. Apalagi,  ketika masyarakat sedang mengalami peristiwa kriminal atau kejadian yang membutuhkan pertolongan dari polisi  demi kepentingan keselamatan jiwa dan raga dari warga  negara.

Walaupun demikian, tidak sedikit juga masyarakat yang mengalami trauma dan kecewa berat ketika berurusan dengan polisi, meski soal yang disebutkan terakhir ini  dapat merupakan kejadian yang bersifat kasuistis atau hal yang tidak berlaku secara umum.

Oleh karena itu masyarakat amat membutuhkan figur dan atau sosok polisi sebagai pelayan, pengayom dan pelindung masyarakat. Sulit dibayangkan bila masyarakat hidup tanpa polisi  sebagai aparat keamanan dan sebagai aparat penegak hukum.

Dengan demikian,   dalam rangka penegakan hukum dan terjaminnya keamanan masyarakat,  maka loyalitas polisi bukan kepada Pejabat Polisi yang berada di atasnya,  tetapi yang justru menjadi atasan Polisi adalah Hukum itu sendiri, sembari disupport dengan dukungan penuh dari masyarakat sebagai sumber kekuatan yang menopang kinerja polisi.

Sehubungan dengan hal itu,  Pengamat Kepolisian Rukminto (2022) menyatakan bahwa, dukungan dari masyarakat terhadap Polri dapat menjadi semacam modal sosial bagi Polri agar dapat memperbaiki profesionalitas dan soliditas internal dari institusi kepolisian.

Oleh karena itu,  jika modal  sosial ini  dapat digunakan oleh Pimpinan Polri untuk melakukan "bersih-bersih" terhadap institusi kepolisian,  maka bukan  tidak mungkin kepercayaan publik dapat kembali direbut tatkala kepercayaan itu sedang jatuh ke titik nadir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hukum Selengkapnya
Lihat Hukum Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun