Mohon tunggu...
Goris Lewoleba
Goris Lewoleba Mohon Tunggu... Konsultan - Alumni KSA X LEMHANNAS RI, Direktur KISPOL Presidium Pengurus Pusat ISKA, Wakil Ketua Umum DPN VOX POINT INDONESIA

-

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Intoleransi dalam Demokrasi Kebangsaan

11 Januari 2021   08:39 Diperbarui: 11 Januari 2021   09:24 554
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Oleh Goris Lewoleba
Wakil Ketua Umum dan Juru Bicara Vox Point Indonesia

Belum lama berselang, dan hampir tak terasa, Tahun 2020 baru saja berlalu dengan beragam kisah kenangan dan seribu satu suka duka yang menyayat hati,  karena Pandemi Covid-19.

Pasalnya,  hampir setahun penuh tanpa jeda,  bahkan sampai saat ini memasuki Tahun 2021, umat manusia di berbagai belahan dunia ini,  tak terkecuali warga masyarakat bangsa Indonesia telah mengalami suatu paradoks kehidupan yang disebut sebagai  Normal Baru,  yang sebetulnya merupakan suatu tatanan kehidupan yang tidak normal.

Betapa tidak,  atas situasi pandemi ini,  maka semua segi dan sub kultur kehidupan umat manusia mengalami goncangan perubahan secara sosial ekonomi  dan sosial budaya dengan muatan politisasi situasi oleh para politisi oportunis,  dan  rasanya kita seperti sedang berada di planet lain,  karena semua  irama kehidupan sedang  berada dalam situasi yang  tidak normal dan tak menentu.

Meski melewati jalan terjal di tepi jurang kehidupan  sosial ekonomi dan kesehatan yang amat mencekam karena bahaya Pandemi Covid -19, tetapi jalan itu dilalui dengan beragam risiko, tanpa gejolak sosial politik yang berarti  dan signifikan.

Ini disebabkan karena bangsa Indonesia memiliki Empat Komitmen Kebangsaan yang  telah  menjadi semacam base line dalam kehidupan berbangsa dan bernegara yaitu,  Pancasila,  UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.

Meskipun demikian,  dalam praktek kehidupan berbangsa dan bernegara yang berdasarkan Falsafah Negara Pancasila  dengan menganut  Sistem Politik dan  Pemerintahan yang mengacu  kepada Nilai Demokrasi, kerap kali hal itu justru  menjadi bumerang bagi Sistem Demokrasi itu sendiri.

Dikatakan demikian,  karena demi Demokrasi, maka di dalam dirinya an sich berkembang biak secara leluasa, tidak hanya Virus Corona,  tetapi ada Varian Virus lain yang jauh lebih berbahaya yaitu Intoleransi,  Radikalisme dan Terorisme. Ketiga Virus ini adalah saudara sepupu,  yang merupakan  muatan Three In One di dalam satu Sistem Demokrasi Kebangsaan yang  sedang terjadi di Tanah Air.

Intoleransi dan Kemunduran Demokrasi
Dinamika  dan perkembangan iklim Politik dan Demokrasi  di negeri ini sangat dipengaruhi oleh berbagai hal,  terutama terkait dengan Residu Perubahan Politik Pasca Reformasi di Indonesia.

Sehubungan dengan hal itu,  maka sebagaimana yang  disinyalir oleh Burhanuddin Muhtadi (2018)  bahwa,  dalam dua dasawarsa masa reformasi ini, kehidupan berdemokrasi di Indonesia,  tampak belum sepenuhnya mengalami peningkatan kualitasnya secara signifikan.

Hal yang terjadi justru sebaliknya, dimana demokrasi mengalami kemunduran. Dan paling tidak, terdapat dua masalah yang dinilai berkontribusi pada kemunduran Demokrasi di Indonesia,  yaitu Korupsi dan Intoleransi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun