Mohon tunggu...
Rahma Candra
Rahma Candra Mohon Tunggu... Lainnya - cinta damai, kadang baca, kadang nulis.

ordinary woman

Selanjutnya

Tutup

Book Pilihan

Review Novel De Winst, Novel Penggugah Idealisme

16 Januari 2025   20:49 Diperbarui: 16 Januari 2025   20:49 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini merupakan novel karya Afifah Afra yang pertama kali saya baca. Saya baca di tahun 2023, jadi lumayan terlambat karena novel ini sudah terbit sejak 2008. Judul De Winst rupanya diambil dari nama sebuah pabrik gula yang menjadi latar tempat dalam novel ini, Pabrik Gula De Winst.

Judul: De Winst
Penulis: Afifah Afra
Editor: Khalatu Zahya
Setting: UDInurCHE
Ilustrasi: UDInur-Andhi-NasPur
Desain sampul: Andhi Rasydan
Cetakan pertama: Januari 2008
Penerbit: Afra Publishing
Tebal: 336 hlm; 20,5 cm
ISBN: 978-979-1397-26-1

Novel yang terdiri dari 22 bab dan diakhiri dengan sebuah epilog ini menceritakan tentang kepulangan Raden Mas Rangga Puruhita Suryanegara, putra dari Kanjeng Gusti Pangeran Haryo (KGPH) Suryanegara, seorang pangeran di keraton Surakarta, Solo.

Rangga menamatkan pendidikannya di Rijksuniversiteit Leiden, Nederland. Dengan gelar Sarjana Ekonomi, Pangeran Haryo berharap Rangga mampu membawa perubahan dalam struktur pengelolaan pabrik gula, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang mayoritas buruh pabrik gula. Upah buruh pabrik gula yang hanya dihargai sebesar 30--45 sen/hari mempertegas jika pribumi bukanlah dianggap pekerja, tapi hanya budak-budak penjajahan.

Berlatar waktu tahun 1930, cerita sarat dengan aroma kolonialisme. Meski ada beberapa priyayi yang mengenyam pendidikan tinggi, mereka tetap dipandang sebelah mata.

"Inlander tetap inlander ... tak akan menjadi lebih dari itu!"
Kalimat yang menunjukkan betapa rendahnya kasta pribumi.

Meski saat di Leiden Rangga tidak terlalu aktif di Indonesische Vereniging bersama Hatta (Moch. Hatta), Nazier Pamuntjak, Achmad Subarjo, dan Gatot. Namun, sejak menginjakkan kaki kembali di bumi yang kaya akan rempah-rempah ini, nasionalisme Rangga seolah tergugah dan menginginkan perlawanan.

Konflik cerita juga diwarnai dengan perjodohan Rangga dengan Rara Sekar Prembayun. Di satu sisi, hati Rangga telah jatuh pada sosok Everdine Kareen Spinoza, seorang advocaat lulusan Fakultas Hukum Universiteit Rotterdam, yang dikenalnya dalam perjalanan pulang dari Nederland.

Cerita berlatar sejarah yang dibalut romansa percintaan ini cukup menarik. Dipaparkan juga kondisi perjuangan dimana orang-orang partai yang mengusung isu kemerdekaan harus siap berhadapan dengan para kolonial. Hal yang paling ditakutkan adalah pembuangan para aktivis kemerdekaan ke Boven, Digul.

Perseteruan antara Rangga dengan Jan Thijsse yang penuh intrik mendominasi jalan cerita. Pilihan yang sulit ketika Rangga harus berada di bawah perintah Jan Thijsse dalam pengelolaan pabrik gula. Di sisi lain, Rangga ingin meningkatkan kesejahteraan pribumi dengan membuka lapangan pekerjaan dalam industri batik dan tekstil. Namun, langkahnya terjegal isu politik dan dianggap membahayakan kekuasaan Ratu Belanda. Dalam sejarah kepahlawanan, selalu saja ada kekalahan yang diakibatkan oleh pengkhianatan bangsa sendiri. Hal itu pun dialami Rangga.

Kalimat yang menjadi favorit:
"... Rama menyekolahkan kamu jauh-jauh ke Nederland, adalah agar kau bisa mencuri ilmu mereka. Dan dengan ilmu tersebut, kau harus bisa menegakkan kehormatan bangsa yang terinjak-injak." (hal. 61)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun