Halaqoh atau Liqo' dalam bahasa Arab bisa diartikan bertemu atau pertemuan. Tapi secara istilah, Halaqoh atau Liqo' diartikan sebagai pertemuan antara guru atau murobbi dengan binaannya atau mutarabbi. Di sana mereka melakukan semacam kajian keislaman dengan beranggotakan biasanya 5 -- 10 orang per-kelompok.
Halaqoh atau Liqo' ini adalah salah satu dari sekian wadah untuk membina muslim agar memiliki pemahaman keislaman yang menyeluruh dan komprehensif. Materi-materi yang diajarkan tidak jauh beda seperti 'aqidah, fiqh, amar ma'ruf, nahi munkar, dan sebagainya.Â
Orang-orang yang mengikuti kegiatan ini biasanya disebut sebagai Aktivis Dakwah Kampus (ADK). Mereka biasanya semangat dalam menghadiri kegiatan ini yang biasanya diadakan biasanya seminggu sekali. Namun sayang, banyak dari mereka yang salah kaprah.
Banyak dari mereka, para ADK, yang salah kaprah dalam mengartikan Halaqoh atau Liqo' ini. Pasalnya, banyak dari mereka yang sudah dan mudah merasa cukup ketika sudah menghadiri kegiatan yang diadakan sepekan sekali ini. Hal ini terjadi di banyak kelompok Halaqoh. Hal ini membuat para mutarabbi menjadi enggan untuk mendatangi majelis-majelis ilmu lainnya dikarenakan sudah cukup 'terisi' di halaqohnya. Atau lebih parah lagi, menganggap yang tidak ikut halaqoh bukanlah bagian dari mereka.
Hal ini justru salah kaprah. Dalam sebuah kesempatan saya sempat bertemu seseorang yang menjadi murobbi dan dia menjelaskan esensi dari halaqoh itu sendiri. "Saya pribadi selalu bilang dimanapun. Bahwa Halaqoh atau Liqo' ini bukan segalanya. Dari Halaqoh atau Liqo' ini diharapkan bisa memicu untuk melakukan amal-amal lainnya", ungkapnya.
Maka tidak aneh jika para ADK yang salah mengartikan Halaqoh atau Liqo' ini mayoritas pandangannya sempit. Ayat-ayat yang dihafal atau dibicarakan lagi-lagi sama. Biasanya ayat-ayat yang dikeluarkan adalah ayat-ayat tentang jihad, semangat berbuat kebaikan, amar ma'ruf dan nahi munkar seperti Al-Baqarah : 218, 'li `Imrn : 142, An-Nis' : 95, Al-'Anfl : 72, At-Taubah : 16, , Muhammad : 7, Ali Imran : 104, dan ayat-ayat lainnya. Mungkin karena itu pula banyak ormas atau golongan lain yang menganggap buruk halaqoh ini.
"Jika Antum mau ngaji lebih dalam tentang fiqih, ya bukan di sini juga. Di sini cuma sebagai pengantar untuk Antum bisa menuju ke kajian-kajian lainnya", ujarnya. Maka dari itu, para murabbi dan mutarabbi diharapkan bisa meluruskan  dan menyatukan frekuensi tentang apa itu Halaqoh atau Liqo' agar para ADK tidak mempersempit pandangannya sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H