Dalam beberapa klarifikasi di media, Banser memberikan alasan bahwa membakar bendera yang bertuliskan kalimat tauhid itu dalam rangka untuk memuliakan kalimat tauhid. Benar adanya bahwa menurut Syafiiyah dan Malikiyah, salah satu diantra cara untuk mengamankan nama Allah yang tercecer adalah dengan membakarnya, kemudian abunya dikubur di tempat yang aman.
Tindakan ini meniru yang dilakukan oleh Khalifah Utsman radhiyallahu 'anhu, setelah beliau menerbitkan mushaf induk 'Al-Imam', beliau memerintahkan untuk membakar semua catatan mushaf yang dimiliki semua sahabat. Semua ini dilakukan Utsman untuk menghindari perpecahan di kalangan umat islam yang tidak memahami perbedaan cara bacaan Alquran.
Salah satu saksi sejarah, Mus'ab bin Sa'd mengatakan,
"Ketika Utsman membakar mushaf, saya menjumpai banyak sahabat dan sikap Utsman membuat mereka heran. Namun tidak ada seorangpun yang mengingkarinya." (HR. Abu Bakr bin Abi Daud, dalam al-Mashahif, hlm. 41).
Diantara tujuan membakar Alquran yang sudah usang adalah untuk mengamankan firman Allah dan nama Dzat Yang Maha Agung dari sikap yang tidak selayaknya dilakukan, seperti diinjak, dibuang di tempat sampah atau yang lainnya. Tapi, apakah yang dilakukan Banser tujuannya sesuai dengan apa yang diajarkan Utsman bin Affan?
Siapapun yang melihat rekaman video kejadian itu bisa menilai, yang dilakukan Banser itu lebih dekat kepada memuliakan ataukah melecehkan? Mereka membakar sambil bernyanyi riang dan tertawa lepas seolah puas setelah membakar benderanya. Semua masyarakat bisa menilai, beda alasan dengan perbuatan
Memahami tentang makna bendera
Mari kita sama-sama membangun pemahaman tentang warna, tulisan, dan bendera ini. Warna jika sekedar warna dalam sebuah kain kemudian dibakar tidak akan ada yang protes. Tapi jika warna tersebut identik dengan golongan tertentu, kemudian di dalam warna itu terdapat sebuah logo, kalimat, atau sebagainya yang merepresentasikan akan golongan atau kelompok tertentu, maka bendera itu memiliki makna.
Bendera itu adalah simbol bagi pemiliknya. Bendera merah putih, simbol bagi bangsa Indonesia. Sehingga melecehkan bendera, adalah melecehkan pemiliknya. Kalaupun yang dilakukan Banser bukan melecehkan kalimat tauhid, lantas bolehkah Banser melecehkan bendera yang bertuliskan kalimat tauhid?
Antara NU dan HTI
"Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (Al-Maidah : 8)