Kematian bisa terjadi di mana saja. Sulit menentukannya pada kasus tertentu. Bisa di rumah sakit, bisa di rumah dengan keluarga. Bisa juga sendiri di jalan. Bisa saat sakit, bisa juga saat hidup. Bisa saat bekerja, bisa juga saat di jalanan.
Kematian di jalanan inilah yang gempar minggu lalu di kota Parma dan Piacenza, Italia. kematian itu tepat di ujung kemudi mobil. Peristiwanya persis menjelang pertandingan Juventus-Roma. Korbannya adalah seorang mahasiswi dari Universitas Sacro Cuore di kota Piacenza dan seorang pemuda berusia 32 tahun asal kota Busetto tetapi tinggal di kota Polesine, kota kecil di dekat Parma dan Piacenza.
Saat itu, keduanya bertemu di jalan sambil mengemudi mobil masing-masing. Manuela, gadis 19 tahun adalah penggemar berat (tifosissima) klub Juventus. Dengan Fiat Stilo-nya, dia menuju bar milik kedua pamannya. Di situ, pengunjung biasanya ramai untuk menonton pertandingan sambil menikmati hidangan ringan. Tetapi, dia datang pertama-tama bukan untuk menonton pertandingan melainkan untuk membantu kedua pamannya melayani pelanggan.
Dari arah bersebrangan, ada Giordano yang melaju dengan Vokswagen Tiguan. Giordano adalah pengagum (tifoso) klub Torino. Dia juga termasuk olahragawan yang gemar menggiatkan teman sebayanya untuk berlatih. Dia juga saat ini sedang bekerja di perusahaan seni dan konstruksi bangunan milik keluarganya.
Malam ini, keduanya menjadi saksi bisu ganasnya jalanan di kawasan pegunungan antara Parma dan Piacenza. Malam kabut rupanya membawa maut bagi Manuela. Dia menjadi korban kelalaian Giordano. Giordano rupanya sedang dibawah pengaruh alkohol yang dikonsumsinya beberapa waktu sebelumnya.Â
Dari hasil tes, darah Giordano rupanya diidap sekitar 2,39 gram zat beralkohol. Manuela pun pergi untuk selamanya dan Giordano menginap di rumah sakit untuk saat ini dan kehidupan selanjutnya boleh jadi di penjara. Kasus Giordano adalah yang kedua untuk provinsi Parma dalam puluhan tahun terakhir.
Jika pengemudi sedang dalam pengaruh alkohol lebih dari 0,8 gram per liter dan menyebabkan kematian 1 orang, dia akan dipenjara selama 5-12 tahun. Jika pengemudi mengabaikan rambu lalu lintas dan menyebebakan kematian 1 orang, dia akan dihukum 2-7 tahun. Jika pengemudi mengelak dan melarikan diri dari tuntutan yang diberikan, dia akan diberi hukuman paling sedikit 5 tahun dan paling banyak ditambah 3/2 dari tuntutan yang diberikan.
Dalam kasus yang paling berat dari penyebab ini, SIM pengemudi (patente) dicabut. Pengemudi baru bisa diizinkan mengemudi dan mengurus surat izin pada 15 tahun kemudian. Sedangkan jika pengemudi melarikan diri dalam kasus besar seperti ini, SIM-nya dibekukan dan baru bisa mengemudi dengan surat izin lagi setelah 32 tahun.
Selain sistem ini, ada juga sistem yang cukup ringan tetapi menakutkan. Sistem ini menyentuh soal angka atau poin dalam SIM (sistem poin berlaku sejak 2003 yang lalu). Di Italia, setiap pengemudi baru diberikan 20 poin. Poin bertambah setiap tahun jika pengemudi mematuhi peraturan lalu lintas. Sebaliknya, poin berkurang kapan saja setiap kali pengemudi melanggar peraturan tertentu seperti dalam kasus kecelakaan.