Membahas Molveno tidak akan selesai.Terlalu kaya untuk diolah sumber-sumbernya. Satu per satu kekayaan itu dibagikan biar menjadi pelajaran penting bagi kita.
Kesan awalnya mungkin seperti ini. Indonesia harus belajar dari Italia untuk mengelola pariwisatanya. Ya, kita semua warga Indonesia memang harus tahu bagaimana mengelola pariwisata. Pembahasan kemarin di sini kiranya menjadi gambaran kita.
Mengelola danau saja tidak cukup dengan membersihkan kawasan sekitar danau. Mengelola danau berarti mengelola juga hal lain terkait keberadaan danau. Sarana pendukung di sekitar danau. Dengan demikian, danau itu betul-betul menjadi pusat pariwisata. Sementara sarana lainnya menjadi penunjang.
Di Molveno, misalnya ada juga sarana olahraga yang memadukan Danau Molveno dan pegunungan sekitarnya. Salah satu bentuk paduan ini adalah atraksi Parasut Tandem. Ini adalah model olahraga terjun payung secara berpasangan. Parasut single kiranya tidak asing bagi kita. Hanya saja, biasanya permainan ini dibuat oleh para tentara atau polisi.
Seingat saya, di beberapa daerah di Indonesia ada permainan seperti ini. Pemainnya pun hanya di kalangan militer. Entah mengapa hanya mereka. Mungkin ada juga kalangan di luar militer. Saya belum pernah lihat dan saya juga tidak serius menceknya. Maklum, bukan pengamat.
Permainan yang tenar di kalangan tentara ini juga kiranya belum dikelola dengan baik. Ini dilihat dari adanya kecelakaan saat penerjunan berlangsung. Entah sarananya tidak bagus. Entah pelatihannya kurang. Dan entah lainnya. Yang jelas, korbannya juga dari kalangan tentara.
Permainan ini memang berisiko tinggi. Itulah sebabnya, sebelum kita mendaftarkan diri, ada syarat yang harus dipenuhi. Ditanya kondisi kesehatan, tekanan darah, dan sebagainya. Ini untuk mereka yang sudah lulus sekolah atau praktiknya. Untuk yang sama sekali baru, akan diberi latihan atau sekolah khusus.
Dalam situsnya di sini ditulis bahwa sekolah terjun payung ini sudah berlangsung selama 25 tahun. Sekolah ini hanya mendidik mereka yang mau menjadi pilot terjun payung. Maksudnya, mereka yang menjadi nahkoda dalam terjun tandem ini. Maka, kalau mau jadi pilot terjun, ikutlah sekolah ini.
Ini berarti peserta lain yang tidak ikut sekolah bisa menjadi peserta terjun payung. Penerjunan tandem ini memang tidak bisa dibuat sendiri. Maksudnya, selalu disertai oleh pilot dari pihak pengelola terjun.
Di Molveno, para pilot ini sudah makan garam dalam bidangnya. Merekalah yang menghidupkan dan mengembangkan olahraga terjun payung ini. Sebut saja pilot yang namanya tenar di kalangan internasional seperti Luca Donini. Donini pernah menjadi juara dalam pertandingan tingkat internasional dan tingkat Eropa.