Kehidupan seorang penyandang difabel tidaklah mudah. Kehadirannya kadang merepotkan orang sekitarnya. Tak jarang jika banyak yang menolaknya. Saat itulah, kehidupannya menjadi amat sulit. Meski sulit, penyandang difabel tetap mempunyai mimpi. Mimpi untuk berbuat sesuatu yang berguna.
Mèlanie Sèguard (21) adalah satu dari antara penyandang difabel di Prancis yang mempunyai mimpi. Seperti penyandang difabel lainnya, Mèlanie pun ingin merealisasikan mimpinya. Dalam hatinya ada keinginan untuk menjadi manusia yang bisa berbuat sesuatu yang berguna. Ia tidak ingin terbelenggu dalam keterbatasan fisik yang ada.
Mimpi Mèlanie adalah menjadi presenter TV khususnya siaran tentang ramalan cuaca. Katanya, “Saya ingin menjadi presenter meski hanya sekali saja.” Ini adalah keinginannya yang terdalam. Secara fisik, keinginan ini mungkin agak sulit. Tetapi, dari hatinya ada dorongan yang kuat. Boleh jadi keinginan dari dalam hati akan lebih kuat daripada keterbatasan fisiknya.
Dengan mimpinya ini, Mèlanie ingin berinteraksi dengan banyak orang. Ia ingin masuk dalam kehidupan orang banyak. Termasuk bisa tersenyum dengan mereka, menjadi berguna seperti mereka, dan bisa menyapa mereka. Keinginan ini sebenarnya bukanlah hal yang spesial karena banyak orang bisa melakukan pekerjaan ini. Banyak penyiar di Prancis yang sudah merealisasikan mimpi mereka. Tentu ada juga yang menjadi penyiar karena tuntutan kerja.
Menjadi penyiar bagi Mèlanie adalah sebuah keinginan dari dalam hatinya. Jadi, bukan penyiar sebagai tuntutan pekerjaan. Karena lahir dari hati, penyiar impian Mèlanie termasuk mereka yang merealisasikan mimpinya. Di sinilah letak kekhususan dari penyiar yang diinginkan Mèlanie dengan penyiar lainnya.
Mimpi adalah sebuah keinginan yang belum terwujud. Kekuatan mimpi kadang melampaui kehidupan ril. Itulah sebabnya seseorang boleh bermimpi setinggi langit. Ia pun bisa melampaui bumi sebagai pijakan hidupnya. Dalam mimpi, semuanya bisa terjadi. Dari bumi, kita seolah-olah terbang di langit tanpa pesawat. Ini hanya terjadi dalam mimpi.
Keinginan Mèlanie pun boleh jadi hanya dalam mimpi. Nyatanya, ia memang sulit mewujudkannya. Orang difabel seperti dia, tentu akan diabaikan dalam persaingan kerja dengan calon penyiar lainnya. Meski demikian, Mèlanie tetap ingin mewujudkan mimpinya.
Keinginan Mèlanie ini pun menjadi nyata. Pepatah lama memang kadang menjadi nyata. Di mana ada keinginan, di situ ada jalan. Keinginan Mèlanie pun disambut oleh organisasi non profit Unapei. Organisasi ini bergerak di bidang dunia difabel. Unapei membuat kampanye di facebook dengan judul "Mèlanie peut le faire" atau “Mèlanie bisa melakukannya”. Tujuannya adalah meminta dukungan sebanyak 100 ribu like agar bisa menjadi penyiar di TV nasional Prancis. Sejak diluncurkan pada 27 Februari yang lalu, sambutan pengguna media sosial rupanya melebihi target 100.000 ini. Di facebook, dukungannya bahkan 2x lipat. Terhitung 200.000 lebih jumlah like di kampanye untuk Mèlania. Ini berarti, keinginan Mèlanie didukung oleh banyak orang.
Dengan realisasinya mimpi ini, Mèlanie pun menjadi gadis down syndrome pertama di Prancis yang menjadi penyiar TV. Dalam wawancara dengan para jurnalis, Mèlanie tidak bisa menyembunyikan kebahagiaan hatinya. Katanya, “Saya memang berbeda dari yang lain, tetapi saya mau menunjukkan bahwa saya juga bisa melakukan banyak pekerjakan. Saya mau menunjukkannya kepada banyak orang saat saya berbicara melalui saluran TV.”