Mohon tunggu...
Gordi SX
Gordi SX Mohon Tunggu... Freelancer - Pellegrinaggio

Alumnus STF Driyarkara Jakarta 2012. The Pilgrim, La vita è bella. Menulis untuk berbagi. Lainnya: http://www.kompasiana.com/15021987

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Kala Turis Asing Mengusir Penduduk Venezia

19 Desember 2016   20:29 Diperbarui: 20 Desember 2016   00:47 954
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kanal besar alias grande canale di Venezia, FOTO: getyourguide.it

Kota Venezia yang terkenal itu rupanya kini ditinggal pergi oleh warganya.Anehnya, makin banyak turis asing yang datang menghampiri kota turis top dunia ini.Mengapa keanehan ini terjadi?

Warga Venezia tentunya bangga dengan kota mereka. Ibarat anak kecil dan mainan kesukaannya, warga Venezia makin lekat dengan kota mereka. Mereka tentu tidak akan meninggalkan kota mereka. Sebaliknya, mereka tentu mencintai kota mereka. Mereka menghalau perusak yang datang dari luar. Melindungi keindahan arsitek, spiritualitas, alam, budaya serta kehidupan sosial kota mereka.

Inilah yang membuat Venezia menjadi kota terpadat penduduknya di seluruh RegioneVeneto. Kota Venezia yang bernaung di bawah Provincia Veneziadan Comune Venezia ini berpenduduk sekitar 262.246 orang. Kalau dijumlahkan semua dengan mereka yang tinggal di seluruh kota sekitar menjadi 363.468 orang. Untuk ukuran jumlah penduduk setingkat comune, kota Venezia menempati urutan ke-11 untuk seluruh kota di Italia.

Kota Venezia memang bukan kota baru. Kota ini dalam sejarahnya berumur ribuan tahun. Kota ini pernah menjadi ibu kota negara Republik Veneziaatau Repubblica di Venezia sepanjang lebih dari 1000 tahun (697-1797 Masehi). Selama periode ini muncul dua tokoh penting dalam sejarah Republik Venezia yakni Paoluccio Anafesto (697-717) dan Lodovico Manin (09/03/1789-12/05/1797).

Paoluccio Anafesto dikenal sebagai il primo doge atau Pemegang Tahta Tertinggi yang pertama dalam sistem pemerintahan Republik Venezia. Kata ‘doge’ berasal dari kata dalam dialek Venezia ‘doxe’ yang artinya kurang lebih seperti Raja. Sedangkan, Lodovico Manin adalah l’ultimo doge atau Pemegang Tahta Tertinggi yang terakhir. Dari Anafesto sampai Manin terdapat 120 orang raja yang memerintah Republik Venezia.

Canale grande berlatar belakang Gereja, FOTO: venicewatertaxi.it
Canale grande berlatar belakang Gereja, FOTO: venicewatertaxi.it
Melihat banyaknya jumlah Raja yang memerintah ini, Republik Venezia pun mempunyai beberapa nama. Raja di Venezia ibaratnya seperti para Menteri Pendidikan di Indonesia yang mengubah-ubah sistem pendidikan di Indonesia. Seperti para Menteri, raja-raja ini mempunyai hak untuk mengubah nama kerajaan mereka. Nama Republik Venezia pun ditulis dalam beragam nama misalnya Venetiarum Respublicadalam bahasa Latin, kemudian Repubblica Venetayang diambil dalam dialek orang VenettoRepublica Veneta.Ada juga nama lain yang jauh dari nama aslinya yakni Repubblica di San Marcodan Serenissima. Nama Marco boleh jadi terkait dengan nama satu dari Gereja antik di kota Venezia yang sudah ada sejak zaman itu.

Republik Veneziayang eksis sampai abad ke-18 ini meliputi daerah Timur Laut Italia dan beberapa bagian Utara lainnya seperti bagian negara Slowakia saat ini, daerah Ciprus, dan Kereta di Yunani. Itulah sebabnya di kerajaan ini muncul beberapa bahasa seperti Italia, Latin, Slovania, Veneto, dan Yunani.

Republik Veneziaberhenti berjaya sejak abad ke-18 tetapi peninggalannya masih bertahan dan makin menarik saat ini. Venezia seolah-olah mekar bunga yang tiada henti. Hari ini tumbuh dan besok tumbuh lagi. Hari ini mekar dan besok mekar lagi. Mekar terus dan tanpa henti. Entah suatu saat akan berhenti jika Venezia meninggalkan budaya, arsitek, alam, dan spiritualitasnya.

Venezia memang unik. Venezia bukan berdiri di atas satu tanah saja. Venezia terkenal karena banyak komponen di dalamnya. Bayangkan, Venezia nama besarnya. Di dalam nama besar ini terdapat banyak nama pulau kecil di sekitarnya yang berjumlah 118. Di peta, komponen ini amat nyata. Jangan heran jika Venezia terkenal karena jembatan antiknya. Jembatan inilah yang menjadi sarana penghubung dari satu pulau ke pulau lainnya. Bahkan, dari daratan Italia ke Stasiun Santa Lucia yang berada di pulau—terpisah dari daratan Italia—tersedia jalur kereta api. Dari Stasiun Maestre (daratan Italia) sampai Stasiun Santa Lucia (satu dari pulau Venezia) hanya 12 menit dengan kereta api regionale.

Di kawasan pusat sejarah (centro storico) terdapat beberapa tempat yang berhubungan. Hubungan ini kadang melalui kanal besar yang dikenal dengan sebutan canale grande. Di kanal-kanal ini berlabuh perahu-perahu untuk para pengunjung. Perahu ini juga yang berlabuh di bawah jembatan terkenal yakni Ponte di Rialto atau Jembatan Rialto. Jembatan ini bersama keempat jembatan lainnya (ponte dell'Accademia, ponte degli Scalzidanponte della Costituzione) di pusat sejarah kota Venezia menjadi jembatan antik dan terkenal. Keempat jembatan ini menjadi penghubung di Canale Grande tadi.

Ponte atau jembatan Rialto, FOTO: venicewatertaxi.it
Ponte atau jembatan Rialto, FOTO: venicewatertaxi.it
Sampai di sini kiranya jelas bahwa kota Venezia itu menarik banyak orang. Keindahannya bukan saja membuat warganya mencintai kota mereka tetapi juga membuat turis jatuh cinta dengan kota ini. Jatuh cinta ini rupanya membuat warga Venezia harus meninggalkan kota mereka.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun