Mohon tunggu...
Gordi SX
Gordi SX Mohon Tunggu... Freelancer - Pellegrinaggio

Alumnus STF Driyarkara Jakarta 2012. The Pilgrim, La vita รจ bella. Menulis untuk berbagi. Lainnya: http://www.kompasiana.com/15021987

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Beginilah Hebatnya Pengelolaan Pemakaman di Italia

5 Juni 2016   06:18 Diperbarui: 5 Juni 2016   16:03 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
pintu gerbang pekuburan umum kota Parma, FOTO: www.adespa.it

Pekuburan bukan sekadar rumah untuk orang mati. Kuburan bisa menjadi tempat atau rumah bagi orang hidup. Maksudnya bukan mayat yang hidup kembali. Tetapi, menjadi tempat yang menarik banyak orang. Maka, kuburan dibuat sedemikian rupa sehingga menjadi seperti rumah orang hidup.

Saya sudah masuk di tiga tempat pekuburan orang Italia. Kesan pertama yang muncul adalah masuk kompleks perumahan. Memang pekuburannya mirip seperti perumahan mewah. Ada yang bertingkat, ada yang berhiaskan lukisan seni, ada yang berupa dindingan kuno. Kuburan seperti ini memang termasuk warisan para nenek moyang orang Italia di zaman Romawi.ย 

Mereka mempertahankan forma tua seperti ini karena mampu merawatnya. Apalagi fungsinya efisien, nilai sejarahnya tinggi, nilai seninya berharga, juga dari sejarah arsiteknya cukup membuat pengunjung menengok masa lalu.

Kesan kedua adalah seperti masuk gereja. Gereja-gereja di Italia kebanyakan gereja tua dengan candi atau menara tinggi di sampingnya. Rupanya gereja seperti ini juga ada dalam kompleks pekuburan. Dari belakang tampak seperti gereja tempat misa harian atau misa hari Minggu.ย 

Rupanya gereja ini adalah gereja di pekuburan. Jadi, jika ada candi atau menara seperti ini yang tampak dari kejauhan jangan langsung mengira itu gedung gereja. Bisa jadi itu adalah kompleks pekuburan.

Saya sudah berkali-kali masuk di pekuburan orang Italia di 3 kota yang berbeda, khususnya di Italia bagian Utara. Di Reggio Emilia, di Parma, dan di Venetto. Di sini, saya masuk di kompleks bagian dalam sehingga tahu situasinya. Tahu letak peti mayat, tempat disemayamkan, dan sebagainya. Di beberapa kota lain saya melihat yang sama meski hanya lihat dari luar.ย 

Jadi, saya boleh menyimpulkan bahwa model pekuburan orang Italia memang hampir sama. Dalam sejarah pekuburan yang saya baca memang dijelaskan perkembangan model pekuburan ini sampai pada model sekarang ini. Rupanya ada perkembangannya. Dari zaman Romawi sampai zaman modern dengan perkembangan ilmu arsitek abad 19 dan 20.

Tampak kotak peti bertingkat di bawah tanah, di atasnya dijadikan lorong jalan
Tampak kotak peti bertingkat di bawah tanah, di atasnya dijadikan lorong jalan
Model pekuburan orang Italia memang unik. Dari luar tampak seperti kompleks perumahan. Ada pagar tembok keliling. Kalau masuk di dalam juga sama. Terbentang lorong rumah yang panjang. Gang rapi di tengah dan samping. Tidak tampak seperti pekuburan karena kuburannya seperti rumah.ย 

Ada bangunan bertingkat juga. Ada penanda berupa foto pada rumah-rumah tersebut. Bedanya terletak pada ukuran. Rumah-rumah pekuburan ini ukurannya kecil. Tingginya bisa sampai 3-4 meter. Di dalamnya juga ada blok-blok yang rapi. Pokoknya seperti model kompleks perumahan. Hanya saja tidak ada papan nama jalan seperti di kompleks perumahan.

Model seperti ini memang menciptakan seni tersendiri. Seni menata pekuburan sehingga tampak rapi, indah dipandang mata. Lebih dari seni, juga dalam hal teknis. Misalnya untuk menghafal letak blok kuburan. Pembersihannya juga mudah karena tukang bersih mengingat pos kerjanya dalam blok-blok kecil.ย 

Dengan sistem blok seperti ini juga pengunjung akan mudah menghafal dan mengingat letak kuburan keluarga mereka. Untuk pengunjung baru memang rasanya sulit sekali. Saya butuh lebih dari tiga kali kunjungan untuk bisa mengetahui letak posisi kubur-kuburan di dalam kompleks ini. Pertama kali masuk, rasanya seperti tersesat di kompleks perumahan. Tetapi, belum terasa sulit karena kunjungan berkelompok.ย 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun