Ada banyak cara merayakan Perayaan Kemerdekaan Republik Indonesia. Salah satunya adalah membuat upacara bendera. Ini yang terus kita ingat. Dari kecil, sejak SD sampai SMA, kita semua membuatnya.
Ingatan ini pun makin kuat saat kita tidak merayakannya lagi dengan cara ini. Tetapi, satu hal yang hampir abadi dalam ingatan kita. Kita akan mengaitkan atau mengidentikkan perayaan kemerdekaan RI dengan upacara bendera Merah Putih.
Ingatan seperti ini memang kuat sekali. Bahkan, saat jauh dari Indonesia pun, ingatannya tetap tertempel dalam sanubari. Maunya kita mengulang lagi peristiwa itu. Meski, kenyataannya kadang tidak bisa dibuat lagi. Untuk yang dekat dengan kantor kedutaan mungkin bisa membuatnya. Yang jauh biasanya tidak.
Upacaranya makin meriah karena kami membuatnya persis seperti saat berada di sekolah. Ada paskibraka, ada pemimpin upacara, ada kelompok koor, ada hadirin, dan sebagainya.
Mereka yang di Roma dan Napoli (bagian Selatan) sudah membuatnya pagi hari. Kami di Italia bagian Utara membuatnya pada sore hari di kota Milan ini. Antusias kami, warga Indonesia di Italia, sangat kuat. Tak dipungkiri jika hati dan jantungku kami 100% untuk Indonesia. Inilah sebabnya saat kami menyanyikan lagu Indonesia Raya, seolah-olah Garuda itu di dada kami.
Kami bahagia memperigati kemerdekaan RI di luar negeri. Kami juga ingin membahagiakan orang-orang yang ada di sekitar kami. Maka, kami membuat nasi goreng besar-besaran untuk dinikmati bersama. Nasi itu khas Indonesia dan banyak sahabat kami, orang Italia, yang merasakan enaknya. Enak juga masakan kalian, komentar beberapa orang. Kami memang ingin membahagiakan mereka.
Beberapa waktu lalu, saya bertanya kepada beberapa sahabat Indonesia di kota Parma dan Modena yang dekat dengan kami perihal perayaan ini. Banyak yang menjawab sibuk sehingga kami tidak bisa membuat upacara bersama. Saat itu semua menjawab tidak bisa sambil mengingat peristiwa tahun sebelumnya.