Musim dingin akan berakhir. Hari ini, 20 Maret menjadi penanda berakhirnya musim dingin di belahan bumi Eropa. Teorinya demikian. Nyatanya, kadang-kadang tidak. Tetapi, orang Eropa sudah biasa mengikuti patokan teori ini. Toh, keadaan alam di mana-mana hampir berubah dan kadang meleset dari teori alam selama ini.
Tanda-tanda akan berakhirnya musim dingin ini memang sudah tampak. Alam sendiri sudah memberikan beberapa gejala. Matahari sudah mulai muncul sejak pagi dan akan berakhir pada sore hari. Matahari seperti ini membuat orang Eropa segera bangun dari โtidur nyenyak-nyaโ selama musim dingin.
Di musim dingin, matahari seolah-olah cuek dengan manusia. Dia muncul sesekali saja. Itu pun seperti malu-malu. Sehari kadang-kadang hanya 2 jam atau 1 jam saja. Kadang 3 jam. Kadang-kadang malahan tidak tampak sama sekali. Ibarat si gadis yang dinanti-nanti, matahari malah seolah-olah membuat manusia (si pria) jadi cemburu. Ingin bertemu tapi malah mataharinya tidak tampak. Mau kecewa dan marah juga, tidak ada gunanya. Toh, matahari tidak peduli.
Menjelang akhir musim dingin, matahari muncul bak pacar jarak jauh yang kembali ke kampung halaman. Rasa kangen besar sekali. Keinginan untuk bertemua sang pujaan hati pun amat kuat. Maka, matahari pun menampakkan dirinya sejak pagi sampai sore. Bahkan, siang hari teriknya mulai hangat. Suasana ini yang dinantikan oleh manusia. Maka, taman-taman kota dan jalur pejalan kaki pun penuh dengan manusia.
Di kota Parma, di beberapa taman kota, sudah mulai muncul gerombolan pejalan kaki, pelari, pesepeda, pemain basket dan voli. Mereka memang datang bukan saja sekadar menikmati teriknya matahari. Tapi, juga ingin berolahraga, menggerakkan tubuhnya setelah beristirahat lama selama musim dingin. Mereka sudah rindu berlari-lari mengelilingi jalur pelari di taman kota, mereka sudah tak sabar untuk bersepeda 4-5 kali putaran setiap sore. Kerinduan ini mereka pendam selama musim dingin berlangsung.
Rasa-rasanya benar juga. Musim dingin memang sungguh menjadi masa-masa terkurung. Tak ada pilihan lain selain makan dan minum. Tetapi anehnya, kadang-kadang tidak merasa lapar. Tubuh dengan sendirinya akan kenyang karena tidak banyak bergerak. Saya sendiri mencari caraย agar perpuataran darah dalam tubuh tetap lancar mengalir.
Naik turun sekitar 78 anak tangga di apartemen kami. Sehari, saya bisa naik turun minimal 6 kali. Ini hanya untuk kepentingan ruang makan dan dapur saja. Kalau dihitung dengan kegiatan lainnya bisa sampai 10 kali. Jadi, kalikan saja. 10 x 78 anak tangga menjadi 780 anak tangga dalam sehari. Hitungannya menjadi berlipat ganda karena naik 780 anak tangga dan turun dengan jumlah yang sama. Ini lumayan buat kencangkan otot-otot kaki, pergelangan pinggang, tubuh, dan bagian lainnya.
Dalam hal ini, saya beruntung tinggal di lantai 5 jika dihitung dari dasar apartemen. Namun, dalam hitungan normal, sebenarnya saya tinggal di lantai 3. Dua lantai bawah tidak dihitung. Orang Italia berargumen, lantai bawah adalah dasar, lalu yang kedua adalah yang serata dengan tanah. Hitungannya mulai dari lantai yang berada di atas tanah.
Karena selalu dalam rumah, untuk keluar rumah pun mesti memakai jaket tebal. Kadang-kadang berlapis sampai 2-3 jaket plus baju kaus atau kemeja bagian dalam. Kehangatan yang tercipta dari tebalan jaket ini masih dilengkapi dengan celana yang juga dilapis dua plus kaus kaki dan sepatu khusus untuk musim dingin. Agar lebih hangat lagi, tutup pakai topi di bagian kepala plus selendang khusus di bagian leher dan kaus tangan di jari-jari tangan.