Mohon tunggu...
Gordi SX
Gordi SX Mohon Tunggu... Freelancer - Pellegrinaggio

Alumnus STF Driyarkara Jakarta 2012. The Pilgrim, La vita รจ bella. Menulis untuk berbagi. Lainnya: http://www.kompasiana.com/15021987

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kakek-kakek di Italia Ikut Membangun Kenyamanan Masyarakat Kota

10 Juni 2016   15:48 Diperbarui: 10 Juni 2016   22:30 245
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Suasana salah satu sudut jalan di kota Monza tanpa pengatur lalu lintas seperti Kakek Pasquale, FOTO: milano.corriere.it

Mereka bekerja mengatur lalu lintas ini dengan senang hati. Seperti yang diungkapkan Pasquale kepada penanya yang menanyakan pekerjaannya. Mereka mengorganisir jadwal kerja sesuai jumlah mereka dan waktu yang ada. Dengan pekerjaan ini Pasquale menjadi la figura di riferimento (patokan) bagi anak-anak. Tokoh panutan atau patokan seperti ini biasanya selalu diingat oleh anak-anak. Itulah sebabnya, Iqbal Masih, seorang anak yang tinggal di dusun Cantalupo, Monza, merasa kehilangan ketika Pasquale sejak minggu lalu tidak bekerja karena sakit.

Ketidakhadiran Pasquale bukan saja berdampak pada anak-anak yang mengingatnya. Tetapi, juga terhadap kelancaran lalu lintas. Tampak sekali jalan menjadi macet dan tidak teratur karena tidak ada lagi pengatur jalan. Keadaan ini tentu tidak boleh dibiarkan. Anak-anak membutuhkan figur Pasquale. Maka, beruntung sekali karena pada saat yang sama datang juga seorang kakek lainnya. Dialah yang mengambil alih tugas Pasquale dalam mengatur lalu lintas.

Ya, Pasquale memang tidak banyak. Di kota Monza hanya ada 20-an orang. Jumlah ini kecil ketimbang jumlah tempat penyeberangan anak-anak sekolah di kota Monza. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah kota Monza mulai berpikir ke depannya. Saat ini, Pasquale tinggal di rumah. Sementara itu, pemerintah kota sedang memikirkan untuk mengumpulkan kakek-kakek yang pensiun atau juga orang dewasa yang punya waktu. Jadi, yang dibutuhkan adalah mereka yang berumur 50 sampai 70-an tahun. Kriteria berikutnya yang penting adalah punya kemauan kuat untuk menjaga keamanan dan kenyamanan kota terutama bagi keluarga dan anak-anak. Mereka mesti bekerja agar kota menjadi tempat yang nyaman termasuk untuk menyeberang jalan.

Monza adalah satu dari sekian kota yang menunjukkan pada dunia bahwa asal ada kemauan, kita bisa mendapatkan kenyamanan hidup dalam kota yang macet sekali pun. Tidak perlu keluar biaya banyak. Biaya yang amat dibutuhkan adalah kemauan untuk memberikan sesuatu bagi kota kita. Ini kiranya jauh lebih mahal ketimbang jumlah gaji dari para polisi lalu lintas. Gaji polisi bisa dinilai dengan uang. Sedangkan para kontributor ini tidak digaji. Gaji mereka adalah memberikan tenaga mereka untuk kebaikan bersama.

Sekadar berbagi yang dilihat, dibaca, ditontong, didengar, dan direfleksikan.

PRM, 10/6/2016

Gordi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun