Dengan ini, para siswa Italia pelan-pelan terbiasa menghadapi hal yang sulit. Lebih dari yang sulit, mereka dibiasakan untuk menikmati dunia sastra sejak kecil. Jangan heran jika saat dewasa mereka sudah biasa untuk membaca. Di Bologna bulan Juli yang lalu, saya mengikuti kegiatan bersama teman-teman Italia. Kami punya kesempatan banyak di sela-sela kegiatan itu untuk membaca. Satu dari antara kami bertujuh yang selalu berkumpul dan membaca setelah makan malam, mampu membaca lebih kurang 12 buku dalam bulan ini. Satu lagi 5. Satu lagi 7. Saya hanya mampu membaca 5. Itu pun yang tipis.
ย
Saya yakin sampai tua pun, teman-teman saya ini akan tetap mempunyai minat baca yang tinggi. Budaya baca itu sudah mendarah daging dalam diri mereka. Membaca karya yang sulit saja sudah biasa sejak kecil, apalagi membaca koran harian yang bahasanya mudah dicerna. Italia memang gemar memupuk budaya ini. Dan budaya ini kiranya patutu diturunkan pada generasi penerus. Tahun lalu di seluruh Italia ada kampanye untuk mengajak anak muda membaca. Kampanye ini muncul setelah ada penelitian yang mengatakan bahwa anak-anak muda di Italia mulai melalaikan budaya membaca. Dalam penelitian itu, diperkirakan rata-rata penurunan budaya baca berkisar pada angka 10-15% dari tahun sebelumnya. Ini berarti penurunannya begitu besar. Dan, pemerintah dan organisasi lain yang berminat pun ramai-ramai berkampanye, mengajak anak muda meninggalkan sejenak hp dan games mereka untuk membaca. Ajakan ini kiranya berguna dan akan tampak buahnya pada beberapa saat mendatang. Ini juga menjadi harapan agar budaya baca ini tetap eksis.
ย
Membaca menjadi jalan untuk mengubah masyarakat. Maka, membacalah jika Anda ingin berubah.
ย
Sekian sharing dari seberang.
ย
PRM, 3/9/2015
Gordi
ย