Mohon tunggu...
Gopas Siagian
Gopas Siagian Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

“Without deviation from the norm, progress is not possible.” \r\n― Frank Zappa

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

The Butterfly Effect

6 Agustus 2013   19:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   09:33 709
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“It has been said that something as small as the flutter of a butterfly’s wing can ultimately cause a typhoon halfway around the world.” – Chaos Theory

Pada tahun 1963, Edward Lorenz melakukan presentasi tentang sebuah teori dan dia ditertawakan orang se-ruangan. Teorinya menyatakan bahwa kepakan sayap kupu-kupu bisa mengatur molekul udara yang akan memindahkan molekul udara lainnya yang akhirnya menjadi mampu mempengaruhi pola cuaca di belahan bumi yang lain. Selama bertahun-tahun teori ini tetap merupakan mitos yang menarik. Teorinya ini disebut the butterfly effect.

Bayangkan ini. Di sebuah cafe anda sedang memegang secangkir susu, lalu memasukkan jari untuk mengecek apakah susu tersebut terlalu panas untuk bisa mengalir melalui kerongkongan. Jari kelingking anda masuk, dan dengan kecepatan yang menyaingi kecepatan gerakan tubuh seorang wanita yang baru saja diambil fotonya tanpa dia ketahui, anda mengeluarkan jari dari dalam cangkir susu karena memang terlalu panas. Namun sayang, proses penyelematan diri yang anda lakukan tidak seliihai Jason Bourne yang immortal itu. Selesat kemudian jari anda sudah berada di luar cangkir, mengenai mata teman anda yang kemudian tersentak memegangi wajahnya, sekaligus mengangkat dan menendangkan kaki, dan membuat meja sarapan anda terbalik dan berantakan. Proper fucked.

Tapi tahukah anda bahwa ternyata ada cerita dibalik susu tersebut 2 menit sebelum disajikan? Ya ada. Si Mas penjaga cafe tokoh utamanya. Saat sedang menyeduh susu pertamanya di pagi itu, si Mas menonton TV dan mengetahui bahwa tim sepakbola favoritnya Barcelona kalah di semi-final Champions League. Kekalahan itu terjadi perkara Xavi salah oper bola, lantas disikat oleh Cole, dan dituntaskan menjadi gol oleh Torres setelah sebuah solo-run apik, membuat si Mas bete dan waktu berjalan jauh lebih lambat dan tak menyadari bahwa dia sudah hampir membasahi dapurnya dengan tumpahan air mendidih.  Mendapati fakta tersebut, si Mas berpikir, “Terlalu banyak air panasnya. Tapi ya sudahlah. Harga BBM naik. Sayang kalau air ini dibuang. Orang di Afrika kurang air. Punyailah sedikit sensitifitas. Dan lagi ini masih pagi, orang suka yang panas-panas.” Jadilah secangkir susu itu disajikan.

Lalu mengapa kita membicarakan hikayat secangkir susu maut yang tampaknya tidak lebih penting dibanding urusan #SaveEgypt BBM naik? Karena kita akan berbicara tentang the butterfly effect. Jika anda belum tahu apa itu the butterfly effect silakan googling. Atau jika punya lebih banyak lagi waktu luang, silakan tonton film The Butterfly Effect yang dibintangi si gorgeous Ashton Kutcher. Atau bahkan jika anda sedang sharp dan segar, Mr. Nobody bisa menjadi penggerus daya intelektual anda dengan plotnya yang bikin pusing. Tapi setidaknya dengan menonton kedua film itu anda pasti akan mendapat sekelumit pemahaan tentang apa itu the butterfly effect. -Meskipun sebenarnya Mr. Nobody memberikan pemahaman yang lebih komprehensif tentang the butterfly effect ketimbang The Butterfly Effect-

Di Mr. Nobody si tokoh utama Nemo Nobody menceritakan tiga hidup yang dijalaninya dengan tiga peristiwa kecil berbeda yang terjadi pada dirinya. Ya, tiga peristiwa kecil membawanya pada tiga hidup berbeda dan menikahi tiga wanita yang berbeda. Ketiga kehidupan tersebut adalah imbas dari peristiwa-perstiwa kecil yang kemungkinan besar tidak akan merebut perhatian orang jika tidak sengaja ditonjolkan sedemikian rupa oleh sang sutradara. Persoalan kuat tidaknya seuntai tali sepatu yang dibuat di pabrik bahkan adalah perkara besar bagi Nemo yang akhirnya menentukan apakah ia akan ikut ibunya yang pergi selamanya atau tinggal bersama ayahnya. Tali sepatu. Menentukan Nemo hidup dengan ayahnya atau ibunya (selamanya)  ketika mereka bercerai. Betapa hal kecil bisa berefek sedemikian besar.

Singkatnya, “efek kupu-kupu” ini adalah sebuah kondisi di mana perubahan kecil di satu tempat dapat mengakibatkan perbedaan besar dalam keadaan kemudian. Siapa yang tahu bahwa mungkin saja salah oper yang dilakukan Xavi itu terjadi karena dia silau akan blitz kamera penonton atau perhatiannya teralih karena Shakira (istri rekan setimnya) sedang duduk di tribun seberang melihat ke arahnya? Dan siapa sangka kejadian ‘remeh’ semacam blitz kamera tersebut bisa berbuntut pada berantakannya meja sarapan anda?

Sangat mengejutkan mendapati fakta bahwa sebuah peristiwa kecil di dunia dapat berakibat sesuatu yang lebih besar di belahan dunia lain dalam sistem non-linear.

Meskipun the butterfly effect mungkin muncul menjadi hal esoteris dan seolah-olah tidak mungkin, hal ini bisa ditunjukkan oleh sistem yang sangat sederhana. Sebagai contoh, sebuah bola  yang ditempatkan di puncak bukit dapat bergulir ke setiap lembah sekitarnya, tergantung pada, antara lain, sedikit perbedaan dalam posisi awal bola tersebut ditempatkan.

Tulisan ini memang tidak mengungkap sesuatu yang cukup esensial untuk dibicarakan, melainkan untuk direnungkan. Diri anda yang sekarang, adalah diri anda yang bisa jadi merupakan hasil sesuatu peristiwa kecil yang terjadi di hidup anda di masa lalu. Mungkin jika gaya menangis anda ketika masih bayi berbeda dan bukan seperti yang biasa anda lakukan dulu, anda bisa menjadi seorang yang berbeda pula di masa kini.

Mungkin jika anda tidak berkeinginan mengecek temperatur susu sialan tersebut dengan menggunakan jari, hasilnya akan berbeda pula, bisa jadi lebih buruk.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun