Mohon tunggu...
Jo Ariefianto
Jo Ariefianto Mohon Tunggu... -

penikmat senja, pecinta puisi, membenci kerinduan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Perempuan & Gaun yang Belum Selesai Rajutannya

19 Juni 2012   04:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   03:48 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Perempuan bernama kesabaran itu sepertinya telah melepas gaunnya, dia akan pergi.

Dirumah kenangan yang kita susun, aku menemukan gaun merah muda yang belum selesai rajutannya. Serta beberapa puisi yang belum selesai kita tuliskan.

Selama ini kita memang terbuai  oleh keindahan gaun merah muda itu. Dan kita selalu, selalu dipaksa menikmati kolaborasi pembacaan puisi yang begitu indah dari balik kaca kereta maya.
Pohon-pohon, rumah-rumah yang berlari menjauh. Lalu setiap kereta dari lawan arah melintas, melesat mengikuti angin, kita selalu percaya bahwa salah satu penumpangnya adalah penjual gaun merah muda.

Kita tak pernah benar-benar merajut gaun itu, kita juga tidak pernah benar-benar menulis puisi ini.
Tapi kita harus tetap berjalan, meski jalan kita tak lagi lebar.
Jika ini menjadi sebuah pilihan, sebut namaku kapanpun kau mau.

Aku merestuimu. Pergilah. Berlarilah sayang.

Mungkin dimimpiku semalam itu adalah kau. Perempuan yang bermata rembulan pijar. Perempuan yang menatap wajahku. Perempuan yang rebah di pundakku sambil berkata,

“kisah kita hanya sebuah maya, honey.”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun