Mohon tunggu...
Rifky SuryakusumaRachmat
Rifky SuryakusumaRachmat Mohon Tunggu... Programmer - native proofreading

High-Quality English Proofreading & Editing Services for All Academic & Scientific Papers. We guarantee 100% satisfaction. All our academic and scientific proofreaders are highly qualified native English speakers

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Apakah Ada Jurnal Scopus yang "Mudah" Di-accept?

18 September 2020   11:36 Diperbarui: 6 April 2021   14:08 2426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jurnal Scopus yang lebih mudah mempublikasikan hasil karya tulis ilmiah (Sumber : Green Chameleon via unsplash.com)

Artikel ini merupakan pendapat tim kami pribadi, jika ada perbedaan pendapat, no problem, it is okay. "Apakah ada jurnal scopus yang mudah ditembus", mungkin pertayaan ini sering di tanyakan oleh penulis pemula, atau penulis yang sudah lama tidak pernah tembus di jurnal Scopus, baik Q1, Q2, Q3, ataupun Q4. Para penulis ini berusaha untuk sekuat tenaga, mempublikasikan hasil karya tulis ilmiahnya untuk keperluan misalnya : Naik pangkat, lulus dari S2/S3, ataupun sekedar untuk mendapatkan remunerasi.

Sengaja kami buat tanda kutip, karena ini relatif. Mudah bagi penulis A, tidak mudah untuk penulis B, karena ini tergantung dari kualitas karya tulis ilmiah yang mereka hasilkan. Ada point-point penting sebelum kita mulai untuk mempublikasikan di Scopus, sebagai berikut :

  1. Jurnal scopus, ada sebagian besar predatory. Ini yang di anut oleh sebagian negara termasuk di Indonsia. Negara-negara lain, bahkan banyak yang tidak mempersoaln predatori ini, karena dianggap tidak mewakili dari lingkungan akademis, Ini hanya pendapat satu-dua orang, yang kepercayaannya belum tentu valid. Ini benar adanya, tetapi penggolongan predatori, memberikan kita "warning", untuk berhati-hati, sehingga tidak terjebak "materialistis", semata, tanpa kualitas artikel ilmiah yang memadai.
  2. Ketika seorang penulis concern, untuk mempublikasikan artikel ilmiahnya ke jurnal scopus, katakan Jurnal A. Selayaknya, baca artikel-artikel ilmiah dari penulis lain yang sudah published di jurnal tersebut. Pelajari bagaimana formatting, structure penulisan, dan lainnya yang biasanya ada di guidelines websitenya. Dan yang paling penting adalah "naration style". Misal, banyak peneliti yang submit artikel ilmiahnya, dengan gaya bahasa laporan, banyak bullet and numbering, misalnya : 

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Bla bla bla bla

2. Bla bla bla bla

3. Bla bla bla

4. Bla bla bla

Hal seperti ini tidak diterima untuk sebagian jurnal. Jadi lihat dan baca artikel-artikel yang sudah published di jurnal tersebut, dan pelajari bagaimana para artikel-artikel itu bercerita tentang narasi penelitian. 

Lantas pertanyaannya adalah, apakah ada Jurnal Scopus yang mudah di tembus ?

Apabila bapak/ibu sudah memenuhi kaidah naration style dan formatting, termasuk kualitas bahasa yang memadai dengan native-speaker, sehingga bahasa menjadi lebih halus dan natural, kita bisa mulai mencari jurnal-yang relatif cukup mudah, terlepas dari kualtias hasil penelitian. 

Menurut pengalaman tim kami, bahwa ada sebagian jurnal Q4 (tidak semua, tapi sebagian), tidak memperdulikah NOVELTY yang strict, misalnya :

  1. Metode sama, sample berbeda, misal studi case di Indonesia
  2. Metode berbeda, sampe yang sama
  3. Paper paper dengan kelas Proceeding

Tetapi yang pantas di perhatikan adalah, apakah jurnal-jurnal seperti itu masuk dalam bagian predatory. Ini yang harus di cari, kemudian di list predatory yang di keluarkan oleh lembaga resmi. 

  • Perhatikan dalam pencarian di Issue yang banyak. Setiap jurnal memiliki jumlah terbitan per tahun atau biasa disebut "Issue". Ada jurnal memiliki Issue 1 pertahun, artinya jurnal ini hanya menerbitkan 1 jurnal per tahun, dengan content, mungkin 20-4- paper. Ada jurnal yang menerbitkan 24 issuer pertahun, artinya dalam satu tahun, jurnal tersebut menerbitkan 24 kali terbitan. 

Jurnal-jurnal yang memiliki issue per tahun lebih banyak, adalah relatif lebih mudah daripada issue yang lebih sedikit

  1. Masih melanjutkan diatas, tetapi pantas di perhatikan adalah, seagian besar jurnal Q1 memiliki issue yang lebih banyak daripada jurnal Q2, Q3, Q4, karena jurnal jurnal Q1 adalah jurnal yang sudah lama terbit. Semantara jurnal Q4, terutama, masih baru, sehingga pantas mereka tidak memiliki issue yang banyak. Inilah strateginya, bagaimana mencari issue banyak dari jurnal jurnal kelas Q3-Q4. Metode pencarian akan dishare pada artikel selanjutnya, mohon request.
  2. Kami coba mencari jurnal jurnal yang relatif "mudah" untuk ditembus, berdasarkan pendapat 1-2 orang, jadi ini sangat subjective, tetapi anda pantas untuk mencobanya, misalnya:
  • International Journal Smart Grid and Clean Energy -- Q4
  • Sport Mont -- Q4
  • International Journal of Innovation Creativity and Change (Q3)
  • International Journal of Instruction
  • International Journal of Interactive Mobile Technologies -- Q3
  • International journal of innovation, creativity and change
  • Journal of Human Sport and Exercise (JHSE) -- Q4
  • Indian Journal of Science and Technology
  • Indian Journal of Engineering and material sciences
  • Indian Journal of Science and Technology
  • Indian Journal of Engineering and material sciences

Mohon hati -- hati untuk selalu check, continuity dan predatory dari jurnal bersangkutan diatas sebelum submit karya tulis ilmiah. Terima kasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun