Mohon tunggu...
Goodgrade Wachid
Goodgrade Wachid Mohon Tunggu... -

Lelaki yang pernah bercelana 38 up, sekarang 30 target six-pax.Ingin berbagi rujukan dan catatan perjalananku mengenali lemak dan kolesterol yang dianggap musuh manusia tanpa studi yang jelas.

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Ramping Mudah yang Ilmiah (4)

27 Juni 2014   16:09 Diperbarui: 18 Juni 2015   08:38 62
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

American Heart Association danai studi Diet Tanpa Pembatasan Porsi yang turunkan BB wanita 2,3 kali lipat dibanding diet “low fat, energy restricted”.

Studi kali ini adalah unik. Karena dibelanjai American Heart Association, sebuah lembaga yang pertama kali mendeklarasikan anti lemak sehingga lemak harus dibatasi hingga 30 persen. Yah, maksudnya memang membuktikan bahwa pola lemak rendah tentu lebih unggul dalam menurunkan berat badan, apalagi pola karbo rendah tanpa pembatasan kalori. Dokter Bonnie Brehm Phd memulai studi ini dengan hipotesa bahwa kalau kita “menurunkan porsi dan menurunkan lemak, maka penurunan berat badan akan lebih besar ketimbang kelompok yang porsinya tak dibatasi dan lemak ini kandungan kalorinya adalah 9 lebih besar daripada karbo dan protein yang kandungan kalorinya 4 dan 4. .

Detail penelitian: 53 perempuan sehat tetapi obesitas secara acak diminta mengikuti diet lemak rendahatau diet karbohidrat rendah. Kelompok lemak rendah asupan kalori dibatasi. Kelompok karbo rendah tidak ada pembatasan kalori (ad libitum). Penelitian dilakukan selama 6 bulan.Index masa tubuh yang di ambil adalah 29.5 hingga 37. Kalau lihat digambar adalah kelompok “obese and severe obese”

http://www.starhospitals.in/patients/patients-obesity.html

Ini pola makan kedua kelompok

Pola makan karbo rendah

Pola makan pada 3 bulan15% karbo 28 % protein, 57% lemak

Pola makanpada 6 bulan30%karbo23 %protein, 46% lemak

Pola makan lemak rendah

Pada 3 bulan pertama54% karbo18%protein, 28% lemak

Pada 6 bulan berikutnya 53% karbo 18 %protein, 29% lemak

Rata-rata kalori masuk hampir sama pada kedua kelompok. Pada kelompok karbo rendah, kalori yang diasup 1,302 per hari. Pada kelopok lemak rendah,kalori yang diasup  1,247 perhari. Inilah yang mengejutkan, walau kelompok karbo rendah tanpa pembatasan kalori, hasil akhirnya kalori yang di asup ternyata  sama. Sementara grup lemak rendah harus menahan sedikit lapar, kelompok karbo rendah bebas makan steik.

Pemakaian energi

Untuk mengukur energy yang dikeluarkan, tiap peserta dipasangi pedometer. “ Aku bilang pada peserta, jangan ubah pola aktivitas anda. Kalau tadinya anda “tukang leyeh-leyeh di sofa” (couch potato), tetaplah seperti itu, kalau anda aktip olah raga, tetaplah aktip selama masa percobaan."  Pada akhir studi, pengeluaran energi tiapindividu sama dan tiap kelompok juga sama..

Mari kita lihat hasilnya pada grafik lewat grafik supaya cepat.

Kesimpulan: Kelompok rendah karbohidrat kehilangan berat badan lebih 220% dibanding peserta diet lemak rendah. Penurunan yang signifikan pada trigliserida. HDL sedikit meningkat pada kedua kelompok.Resiko penyakit jantung juga diukur dengan menggunakan EKG, ternyata tidak ada pebedaan signifikan selama masa percobaan pada kedua kelompok tersebut.

Ini komentar dari si peneliti sendiri

Dr. Brehm sendiri mengakui dia bingung menjelaskan perbedaan penurunan berat badan yang lebih besar pada kelompok pemakan lemak tanpa pembatasan porsi ini.

“Perbedaan ini tak bisa dijelaskan dengan energy basal tubuh, pengaruh makanan terhadap tubuh ( thermic effect of food), maupun pengeluaran energy yang disebabkan aktivitas fisik. Dia menduga grup karbo rendah menjadi gembira dikarenakan berat badannya turun maka memacu lebih turun lagi beratnya. Dia tetap berkeras “Kalau tidak disebabkan karena kalori masuk, pastilah kalori keluar”

Penelitinya sendiri masih memegang erat, “calorie is a calorie “, kalau ingin turun berat badan, ya kurangi makan dan tambah aktivitas.Dari manapun sumbernya tetap kalori.

Hmmm, mereka tak bisa menerima alasan bahwa peserta studi lemak rendah menjadi lebih lapar karena mengasup karbo. Bagi mereka yang penting jumlah kalori tak mau peduli pada quality makanan.

Studi ke 4. Brehm BJ, et al. “Uji coba acak membandingkan diet karbohidrat yang sangat rendah dengan diet lemak rendah kalori terbatas, terhadap penurunan pada berat badan dan faktor risiko kardiovaskular pada wanita yang sehat” . A randomized trial comparing a very low carbohydrate diet and a calorie-restricted low fat diet on body weight and cardiovascular risk factors in healthy women. The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism, 2003.



Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun