Mohon tunggu...
Rasull abidin
Rasull abidin Mohon Tunggu... Auditor - Sekelumit tentang kita

hidup itu indah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Serenada Biru

14 Januari 2014   09:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   02:51 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13896650921140149964

( Art Paint By. Lara )

Kalaulah aku pergi memburu gemerlap senja,

Kubawa wajahmu dan wajah wajah bulan...

Mengisi bayang bayang dengan gemerlap bintang...

Ohh...matahari, masih lama kau bersembunyi,

Lautan memanggil luruh di bawa angin sembilu aku tak akan menoleh lagi...

Biarlah hanya sekelumit rambut tergerai...

Biarlah hati bergejolak antara ya atau tidak !!

Kalaulah aku tetap melangkah, aku punguti bulan bulan yang masih tertinggal...

Kubawa serindu dirimu dan sketsa wajah jingga . kau persembahkan kembang, dan jemarimu menunjuk dada...

Aku terpana...aku tak mengerti,

Luas lautku membentang dan terasa sempit,

Tempat Aku mengais mimpi, melemparkan sauh, melepaskan butiran butiran tiram yang melekat...melebur dahaga, dan kau adalah semangat biru.

Kalaulah aku pergi mengejar awan hujan...

Langit langit berselimut awan, gelaplah duniaKu, tak ada lokan atau kepiting menunjukkan pancaran rembulan,

Ternyata aku bukanlah penyair...!

Ternyata aku bukanlah pengembara...!

Melintas padang dan rimba raya, atau memahat pena di ribuan kota...

Menembus sukma ceritakan tentang sumpah,

Ataukah aku hanyalah rupa si kumbang jalang

Ohh...samudera yang gagah mencecar karang,

Batu batu runtuh terjerembab di buaian rindu..

Aku telah melangkah seribu..sejuta..bahkan semilyar..langkah, Tinggalkan jejak di dinding yang berdetak...

Di dadamu dan di wajah bulan bulan yang aku rindu.

Aroma air laut melabur luruh, lantakan dahaga yang mendera...demi dirimu yang aku hias di atas kepala, Ataukah takdir telah menunjuk ke atas. Dan bulan purnama pancarkan semburat jingga, tersebarlah di seluruh samudera, berkilauan merayu rayu...

Kepada burung malam yang berlalu

Kepada kunang yang melayang

Ataukah kepada Aku yang diam membisu.

Rasull abidin, 12 jan 2014

Jogjakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun