Mohon tunggu...
Rasull abidin
Rasull abidin Mohon Tunggu... Auditor - Sekelumit tentang kita

hidup itu indah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kukubur Seri Cahayamu

14 Juni 2019   20:20 Diperbarui: 14 Juni 2019   20:47 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by. Wordpress.com

(dinda), 
bila kududuk diatas dek ini,
Menghimpun langkah untuk menjumpa
meski goyah kaki-kakiku
lantaran cuaca,
tiap malam kudekap kegelapan,
tak pernah memudarkan seri wajahmu,

dan mengapa ?
dijendela, kuselipkan pena jingga
tiap bulan memerah,
Kukirimkan engkau selaksa puisi lewat angin
Dan puisi itu kini menjelma taburan gemintang
memancarkan pesan pesan warna,
tapi ia enggan kembali...  

Bergulat dengan rindu,
tidaklah sederhana
mekar bunga menjadi sia-sia
pelangi kusam,
sajak - sajak tergeletak berdebu
angkasa,
tak semarak lagi...
Dan camar-camar enggan bernyanyi

apakah essay ini belum usai ?
kesekian malam ini,
cahayamu berkilauan diluas samudera
Aku terperangah,
seresah nelayan bergulat dengan bimbang
Kubuang pena itu,
Biarlah kukubur sendiri,
Seri wajahmu dalam Samudera biru...

Surabaya, 14 June 2019
Rasull abidin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun