Mohon tunggu...
Rasull abidin
Rasull abidin Mohon Tunggu... Auditor - Sekelumit tentang kita

hidup itu indah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Merpati-merpatiKu

23 Maret 2019   21:06 Diperbarui: 23 Maret 2019   21:24 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by. Mangobay.com

Sayap sayap yang kau bentang mengudara,menembus asamu yang kau pahat pada langit.
Awan gelap, apakah itu malapetaka ?

Bila kau melayang di angkasa warna,
matamu menjelma pelangi...
Kota-kota memancarkan semburat gaduh
melesatkan segala daya tipu menipu,
persis satu negeri yang ku pijak kini...
O..nyala lidah api di tanahku menjilati pohon-pohon
di lembah dan sungai-sungai peradaban manusia.

Merpati-merpatiku,  kau adalah kumpulan mangsa...
yang bertanda pelangi dan warna kesumba,
Sebentar lagi, bentangan sayapmu retak gemeretak
Di tembus berbagai panah-panah hura hara,
Yang ia kokang ke jidat-jidatmu,
kau gelimpangan ! , tangan-tanganmu merayap !

Merpati-merpatiku, kau matahari yang terseok-seok
Di ombang ambing cuaca dan angin,
bila "musim" itu tiba, langit-langit tanpa atap
Segelap isu...
Isu segelap matahati yang buta !  

O..merpatiku, bangsaku...
Tariklah sejenak nafas panjangmu.

Surabaya, 23 Maret2019
Rasull abidin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun