Mohon tunggu...
Rasull abidin
Rasull abidin Mohon Tunggu... Auditor - Sekelumit tentang kita

hidup itu indah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Segenggam Malam

22 Desember 2018   19:28 Diperbarui: 22 Desember 2018   19:35 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sepimu, sesunyi lipatan waktutelah bosan kejora mendengar kesahmu,
lalu ia memilih duduk dibangku panjang
langit langit rendah,
Runtuh,
kepada bulan yang kau pandang dibalik jendela
Redup matamu menyimpan sepi,
Akan kau bawa kemana lagi kesepianmu ?
Sesepi sajak sajak bulan,
Ataukah sebeku malam yang meninggi,

Kita bertapa dalam kegamangan,
Di samudera manapun lukamu kau buang
Gunung resahmu menjulang menggapai awan
Duh..bulan yang bundar,
cahayamu berkilaun diatas lautan...
Matamu yang sepi membentangkan jala,
Kau jaring guguran gemintang
dan kau larung bersama sejuta sepimu,
Sepi...sepimu,
sesepi batu batu yang diam disini,
sesunyi langit langit kamarmu,

Lentik jemarimu telah di lumat cuaca,
Segenggam malam
Hanya lewat dengan segelas puisi memabukkan.

Surabaya, 12 Dec 2018
Rasull abidin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun