Sepimu, sesunyi lipatan waktutelah bosan kejora mendengar kesahmu,
lalu ia memilih duduk dibangku panjang
langit langit rendah,
Runtuh,
kepada bulan yang kau pandang dibalik jendela
Redup matamu menyimpan sepi,
Akan kau bawa kemana lagi kesepianmu ?
Sesepi sajak sajak bulan,
Ataukah sebeku malam yang meninggi,
Kita bertapa dalam kegamangan,
Di samudera manapun lukamu kau buang
Gunung resahmu menjulang menggapai awan
Duh..bulan yang bundar,
cahayamu berkilaun diatas lautan...
Matamu yang sepi membentangkan jala,
Kau jaring guguran gemintang
dan kau larung bersama sejuta sepimu,
Sepi...sepimu,
sesepi batu batu yang diam disini,
sesunyi langit langit kamarmu,
Lentik jemarimu telah di lumat cuaca,
Segenggam malam
Hanya lewat dengan segelas puisi memabukkan.
Surabaya, 12 Dec 2018
Rasull abidin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H