Tak biasanya selendang kabut memeluk mimpi,kumpulan pemimpi yang gagah menjaring mimpi
anak anak kita
yang meneteki jempolnya sendiri,
Angin musim akan datang dengan luka,
berkibasan mengoyak putik randu...
Tapi kemana kau bawa aku berkelana ?
kabut,
Matahari,
Meneguhkan rentang awan,
Asap kemukus diam menyelinap di jendela,
Dengung kumbang,
Di warung warung tenda pojok jalan
Terang benderang,
Mereka saling mencakar mimpinya sendiri,
O...kabut pencuri pagiku.!
Sampai berapa lama kau kurung tubuh mungil,
Dalam dekapan jaring labalaba,
Kelak anak anak kita, akan jadi buta aksara
Bila mimpinya kau renggut sebelum senja.
Gorontalo, 21 Dec 2018
Rasull abidin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H