Mohon tunggu...
Rasull abidin
Rasull abidin Mohon Tunggu... Auditor - Sekelumit tentang kita

hidup itu indah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Surat dari Jakarta

5 Agustus 2018   11:20 Diperbarui: 5 Agustus 2018   11:20 262
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo skets by.chedarrsketchbook.com

kisah getir bapakku yang tak pernah usai

mengarah kepada jidatku, lalu

akankah kelak aku dihibahkan kepada anak-anak kita ?

Mataku nyalang

(lengkung bianglala yang kuikuti,dik?)

dalam kereta memandang pematang dan siwalan

Lalu gubuk-gubuk pinggiran kota

Pabrik-pabrik desak-mendesak

Menjarah lahan pertanian,

Julang gunung tak menjulang, digerus lerengnya

Kampung dan dusun direnggut nafasnya

Tinggallah,

Sekali waktu kita berkompromi pada petaka

Dan keluh burung-burung pada langit : Doa

Surabaya, 02 Juli 2018

Rasull abidin

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun