Mohon tunggu...
Rasull abidin
Rasull abidin Mohon Tunggu... Auditor - Sekelumit tentang kita

hidup itu indah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Peluh-peluh

26 November 2017   00:28 Diperbarui: 26 November 2017   00:39 967
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Angin kering dari bukit turun ke lembah,

Membawa bau peluh petani ke kota,

Masuk cerobong-cerobong pabrik

Hinggap pada gedung-gedung yang menjulang

Petani kita tumbuh bersama belukar,

Lalu kerontang

Tangan yang legam,

Tanah yang subur tak bisa merubah keadaan

Hidup petani dijerat rantai besi

Dan hasil panen mereka sisa dari kecurangan

Tuan tanah yang durhaka

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun