"Yakin sekali bahwa kau tak sakit."
"Hanya itu kekuatan modal milikku cuy."
Modal kekuatan saja tanpa keyakinan mumpuni takkan sampai pada puncak gunung di kejar. Macet di tengah perjalanan bekal tak cukup, mampu mambahayakan diri sendiri. Kemungkinannya ada pada nurani keyakinan mandiri. Lanjut mati sebab bekal tak cukup. Batal melanjutkan perjalanan berani bersikap jujur pada alam natural mengakui apa adanya.
"Baiklah kalau begitu. Semoga keyakinanmu benar adanya."
"Itu bedanya dengan menyantap nasi goreng siang bolong nan terik."
Perjalanan sekalipun membawa peta petunjuk tujuan di kehidupan bumi. Tampaknya bukan jaminan bakal tak tersesat akibat perasaan penasaran pada wilayah tujuan. Ketika perasaan yakin itu muncul barangkali di sana letak penyesatan awal mula tujuan sekalipn menurut peta akan sampai ditujuan lebih singkat cepat dan selamat tanpa aral melintang. Yakin tuh.
***
Jakarta Kompasiana, Januari 11, 2025
Salam NKRI Pancasila. Banyak kebaikan setiap hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H