Mohon tunggu...
Taufan S. Chandranegara
Taufan S. Chandranegara Mohon Tunggu... Buruh - Gong Semangat

Kenek dan Supir Angkot

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Sampar Anonim

13 September 2024   10:29 Diperbarui: 13 September 2024   10:41 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by Kompas.com

Marjun, tidak marah. Tak perlu kesal pada hal tak penting pula.

Momok-momok kepalsuan telah menjadi gosip antar penghuni kota ke desa atau sebaliknya. Hingga ke desa atau kota ujung gunung bahkan sapi menjadi kambing atau kesebalikannya berkembang menjadi topik paling indah di tengah keramaian kenduri simpang siur air kata api tak serupa kata air, ataupun keterbalikannya sulit membedakan mana api mana air. Berakibat pada persaingan parodi anekdut badut gendut pemamah biak segala rupa, rakus bukan main deh ih sebel uh.

Api telah menjadi air kubangan limbah industri atau industri pengolah limbah beracun mengembangkan teknologi kudapan lingkungan seolah-olah bermanfaat untuk tanaman ataupun pertumbuhan pohon di hutan sekitar desa-kota itu. Protes tak mampu menembus telinga. Jawaban simpang siur-riuh bak ayam ternak kelaparan dalam kandang.

Berani melawan kuasa usaha ha-ha-ha, berarti akan berhadapan dengan pasukan tra-lala-trilili suit-suit; para jagoan bayaran anonim demi perut. Nah loh, bukan demi kepentingan umum, publik, di koloni mirip kota tapi bertempat di desa bersangkutan dengan suatu badan administrasi koloni setempat bernama.; Jos Gandos Patgulipat. Jring!

Paradoks, merupakan idiom seolah-olah mampu bermanfaat untuk keselamatan atas nama kemaslahatan publik setempat; sebab kritik sekadar lewat masuk tong sampah peradaban desa-kota atau sebaliknya. Sejak sekitar pegunungan telah berlimbah negatif itu, terus menguap mengeluarkan bau tak sedap serupa bau bangkai makhluk neraka sejenis iblis bermuka banyak bertopeng-topeng serupa kerabat genderuwo pimpinan setan berkepala serigala kroni para iblis dari neraka, seremkan. Hihhh! Takut deh...

Marjun, tak habis pikir. Apa iya, pengkhianat itu bermukim di kediamannya, tak lebih luas dari ruang tamu kaum majikan. Siapa, di manakah dia si makhluk itu bersembunyi. Apa mungkin pengkhianat bersembunyi di balik kasur, bantal guling si Bleki, nama anjing kesayangan Marjun. Bangsat betulan deh, kalau sungguh benar begitu. Kalau tidak? Ya pada bae lah sontoloyo number one sekali dia, beraniberaninya menyusup ke wilayahku. Marjun geram banget. Bagaimana bisa dia kecolongan, penyusup berhasil menyelinap masuk wilayah kekuasaannya.

Suara-suara aneh, memang, sungguhan sering kali menyelinap ke telinga, Marjun. Tapi itu hal kiasan biasa, urusan si Bleki, kalau hanya menyisir pengacau kelas kepending macam itu. Sok bergaib diri seolah-olah tak terlihat, tapi hobi nampang bolak balik muncul kepermukaan dunia nyata bersosialisasi-sekilas berwajah setan sekilas hantu sekilas dedemit meski samaran itu mudah di baca, ilmu laku dalam mereka masih dangkal, beraninya keroyokan, tapi, jika bertemu musuh sesungguhnya mereka serentak ngeloyor loyo pesakitan seperti ayam sayur sakit flu, kasian deh.

"Bleki! Kau urus bajingan penyelinap itu."

"Clear up! Den." Suara Bleki, menggonggong nyaring. Sekilas cepat Bleki menyeruput sesaji kopi pahit kelas wahid buatan majikannya, Marjun. Hadiah setiap kali sukses melaksanakan tugas.

Marjun, yakin betul penyusup, pengkhianat itu masuk lewat jalur frekuensi monyet. Tapi, ternyata, Marjun, tak terlalu pintar, hal itu terasakan di benaknya. "Tuyul betul, aku masih bisa kecolongan", kesal tertahan. Marjun, ingat pesan guru spiritualnya, wajib sabar, tak boleh emosional asal juru cuap-cuap, dalam menghadapi iblis bertopeng-topeng.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun