Mohon tunggu...
Taufan S. Chandranegara
Taufan S. Chandranegara Mohon Tunggu... Buruh - Gong Semangat

Kenek dan Supir Angkot

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Jargon Infiltrasi Huahoho

18 Agustus 2024   09:18 Diperbarui: 18 Agustus 2024   09:21 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo Doc Kompas.com

Meja kursi. Kalau saling bertukar rupa boleh juga dibilang infiltrasi kursi meja atau sebaliknya. Kalau infiltrasi bantal guling terhadap kasur barangkali menjadi, infiltrasi kasur terhadap tempat tidur mencipta momen bunga tidur. Loh kok begitu. Lah iyalah terhadap si penidur.

Kata infiltrasi mencoba menggeliat. Ohalah, itu mah konsep lama aransemen baru dari zaman purba. Lantas mengapa si infiltrasi itu bisa masuk ke lemari manajemen kompleks. Emangnya kagak di check and recheck gitu. Apakah masuk sembari menyanyi ataukah sembari menari. Nah itu dia ketika pesona membius senyum maka si dia masuk berlenggang. Ada senyum lesung pipit, ada pula senyum manis berkumis tebal.

Sejauh hal menyangkut infiltrasi sekalipun demi keamanan apapun dimanapun, dengan alasan sedini waktu mungkin mencakup pula demi huahoho. Tetap tidak bisa menjadikan maklum sebagaimana adanya. Karena kata infiltrasi itu sayang disayang berkonotasi negatif konon pula tindakan infiltrasi dengan alasan apapun dilarang PBB sebab dianggap melanggar hak asasi bernegara inheren kemanusiaan. Waah!

Semoga tetap kuat nilai transendental di antara panorama iman. Tak perlu menggandeng si om infiltrasi. Biarkan saja si om infiltrasi tampak keserupaannya dengan predator si alien alias ego ini gue. Sebab latian dasar pernapasan oknum icu, masih berada di peringkat low level hihihi. Kurang piawai mengontrol perilaku, berakibat gampang banget terbaca untuk diterka; dari level infiltrasi narahubung kelas bulu atau kelas kakap hingga Zet pro-apaan tuh. Enggak tau deh ngarang aja, di tengah musim kutipan plagiat isme plus and plus agar tampak keminter, hiks.

Arus tenang kadang menghanyutkan itu sebabnya perlu di uji. Apakah ada hiu ngumpet atau ada paus pemangsa tengah menerawang air dari dasar ke permukaan, siap menerkam sumber kekacauan mengombak badai. Bergantung jenis kelaminnya. Badai Utara, Selatan, Timur, Barat, bergantung pula pada pesanan konspirasinya. Apakah keju kornet atau roti bakar atau kambing guling atau pula mie kuah.

Dilihat juga kokinya made in mana. Bisa masak apa dengan bumbu dapur atau beli bumbu di toko kelontong pasar swabeli atau pula dalam sistem pembayaran tanggung renteng, tukar guling atau model cicilan barter. Interior ruang bergantung pula pada penataan juru masaknya, berikut menentukan undangan akan hadir. Apakah dalam jumlah terbatas atau massal.

Golongan dompet tebal atau dompet tipis bergantung pula daya tawar kekuatan pasar data di peruntukkan untuk benua jauh benua biru, merah, kuning, hijau atau anonim sekalipun tetap kan terjadi transaksi di waktu sunyi; hal biasa dalam suatu perhelatan, namun mungkin saja mengundang kontroversi di keramaian lantas senyap; data telah bergulir lewat goronggorong narahubung, raib deh. Ehem. Gigit jari meski ternyata si infiltrasi itu lahir dari dalam sistem. Iyau!

Infiltrasi meski enggak hebathebat amat loh si dia itu. Meskipun perilaku itu merugikan publik dimanapun negara dimanapun. Apabila pula merugikan publik jurnalis dimanapun. Karena lembaga jurnalisme merupakan pengabdian tanpa pamrih di negara manapun demi kemaslahatan arus informasi publik membentuk trans informasi antar negara. Mengapa demikian, karena negara bukan bentuk kekuasaan milik personal. Kecuali sebuah negara penganut asas diktatorisme-oligarki. Nah loh. Mau? Punya negara sepert entuh. Ogah kale. Cakep dah.

Perlu kehatihatian dalam menyikapi si om infiltrasi-sebab si dia itu kompanyon dari sebuah sistem entah dimana. Namun, kalau mencuri dengar atau mencuri teks, dalam bentuk big data. Uhui! Bisa disebut itu infiltrasi mentangmentang meta raksasa, serupa preman elite kesurupan tuyul koruptor. Waduh! Serem amat. Wajah maupun perilakunya terlihat so aweet banget loh. Terutama usaha bidang jurnalisme; hati-hati loh disusupi si infiltrasi itu bahaya loh. Selintas tampak cerdas, tapi juaahat tau. Waspadalah.

Namun pula sebagaimana lazimnya preman elite infiltrasi kan menghilang setelah isu merebak ke angkasa atau pula kan berkelit seribu bahasa bagai udang sembunyi di balik fakta. Ya Allah. Semoga tak terjadi di negeri kasih sayang ini. Salam baik saudaraku.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun