"Itu artinya wajib rajin gosok gigi."
"Kalau bolong no way out lah."
"Di negeri jauh. Hukuman mati untuk koruptor."
"Bisa jadi." Mengulang permainan bidak berhadapan.
"Kasus kriminal korupsi tidak seruwet benang kusut." Bidak ke area lawan.
"Gamblang kali. Oknum jelas. Kejadian perkara jelas." Bidak berhadapan.
"Kriminal korupsi. Kejahatan nalar kesadaran."
"Mantap. Artinya bukan ujian dari Ilahi." Bidak saling menyerang.
"Opini mantap. Sadar duniawi niat jadi maling." Tumbang lagi satu bidak.
"Bimsalabim! Raib! Hihihi." Menumbangkan bidak lawan
"Wow ajaib!" Menggeser kanan bidaknya.
"Remnya blong kawan." Nyaris terjebak mati langkah.
"Seolah-olah. Lantas gaspol kabur bidakmu."
"Walah! Terperangkap. Macam ini." Menutup dengan bidak
"Serupa tapi berbeda."
"Tetap mirip. Hihihi..." Keduanya cekikikan.
"Salaman di bawah meja."
"Hahaha." Ngakak serentak.
"Lantas cuci tangan."
"Menyusul cuci muka."
"Tunjuk sana. Tunjuk sini. Sistem, salah lagi hahaha." Terpingkal-pingkal.
"Sistem main tunjuk-tunjukkan. Hore!" Remis.