Mohon tunggu...
Taufan S. Chandranegara
Taufan S. Chandranegara Mohon Tunggu... Buruh - Gong Semangat

Kenek dan Supir Angkot

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kopi Tubruk Pagi

29 Oktober 2023   18:04 Diperbarui: 29 Oktober 2023   18:20 255
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Kalau muda kenapa? Apakah salah? Kan hidup itu musim silih berganti."

Ada film keren loh pada masanya, 'Yang Muda Yang Bercinta', itu judul filmya, memang aduhai syalala oh halah-halah, keren abis pada era itu. Sjuman Djaya sang sutradara teman baik Rendra, penulisnya Umar Kayam, bertemulah tiga maestro seni, film itu memang diperuntukkan, harus diperankan oleh Rendra. Mengapa?

Karena watak tokohnya memang dinamis bernas karismatik, cocok untuk sosok tongkrongan Mas Willy, panggilan akrabnya Rendra. Kalau diperankan oleh orang lain miscasting dong, enggak laku alias takkan ada penontonnya, coz promoaksinya memang telah siar sebelumnya bahwa film itu akan diperankan oleh WS Rendra.

Kenapa sih kecerdasan orang muda masih, seolah-olah dipertanyakan, diragukan. Emangnya kecerdasan hanya milik kaum tua? Enggak kan. Santai aja kale woles kuy, ini zaman prestasi kreatif, alih generasi, negeri ini perlu kesegaran kreatif dari kaum muda cerdas bernas berbinar, seterang mentari seluas langit semesta.

Asal jangan muda abal-abal ya toh, apalagi bervisi pendek cuma mau jadi koruptor setelah menyandang jabatan senior, misalnya, weleh walah dong. Ogah kale.

Gini deh, hamba bertanya ya; benih dulu kan baru tumbuh, yo po ra (ya apa enggak)? Sederhana, itu pelajaran dasar tentang urip kui opo (hidup itu apaan)? Filosofis, tak harus ruwet nyontek kutipan kiri kanan, lantas ditulis panjang lebar seolah-olah pendapat sendiri, hihihi, sian sih, bagaikan bunga gugur tanpa musim, endingnya merana.

Muda, cerdas bernas berani tampil tanpa mengepal. Nyeplos jujur, sebagaimana ia menguasai pengetahuannya, keren kan? Enggak perlu badan gede kayak tarzan. Ini Indonesia, lahir sebagaimana telah takdir Ilahi. Jujur itu juara termahal. Buat apa tua pinter tapi nyontek kiri kanan, bahkan jadi preman kerah putih.

Walah. Mau sampai kapan ngumpet, nongol-nongol jadi koruptor, malulah yaa? Kunci fakta lagi nih, Soempah Pemoeda 28 Oktober 1928. Siapa pencetusnya, kaum muda pada masanya kan? Bahkan di kongres pemuda itu, Wage Rudolf Soepratman (1903-1938) memperdengarkan lagu Indonesia Raya, berbekal biolanya.

WR Soepratman, beliau tidak minta dibaptis untuk menjadi pahlawan negeri ini. Namun waktu telah mampu menulis sejarah Kebangsaan. Bisakah sejarah dihapus? Jelas ra iso. Kalau sampai ente berani menghapus sejarah Kebangsaan berarti anda, pengkhianat NKRI-Pancasila.

Alhamdulilah, museum, WR Soepratman, masih terjaga apik. Amin Ya Allah ...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun