Mohon tunggu...
Mralmisme
Mralmisme Mohon Tunggu... Full Time Blogger - mahasiswa

Hidup tanpa tantangan adalah sebuah tragedi.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kelemahan Kader di Fase Awal

18 Maret 2023   19:22 Diperbarui: 18 Maret 2023   19:26 479
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kaderisasi adalah proses pelatihan dan pengembangan kader dalam sebuah organisasi atau partai politik. Pada fase awal kaderisasi, kader-kader baru bergabung dengan organisasi dan memulai proses pembelajaran tentang nilai-nilai, tujuan, dan tugas organisasi.

Namun, seperti halnya dengan kegiatan lainnya, ada beberapa kelemahan yang dapat muncul selama fase awal kaderisasi. Berikut adalah beberapa kelemahan yang sering terjadi pada kader dalam fase awal:

Kurangnya pengalaman dalam organisasi: Kader baru biasanya kurang berpengalaman dalam organisasi dan tidak terbiasa dengan tata tertib organisasi serta budaya kerja yang berlaku di dalamnya. Hal ini bisa menjadi kendala dalam mengikuti instruksi, aturan, dan prosedur organisasi.

Kurangnya pengetahuan: Kader baru biasanya belum memiliki pengetahuan yang cukup tentang isu-isu yang dihadapi organisasi. Oleh karena itu, mereka perlu belajar dan memahami isu-isu tersebut sebelum dapat berpartisipasi secara aktif dalam organisasi.

Kurangnya keterampilan: Kader baru biasanya belum memiliki keterampilan yang cukup untuk dapat berkontribusi secara maksimal dalam organisasi. Keterampilan yang dibutuhkan dalam organisasi, seperti keterampilan komunikasi, kepemimpinan, dan pengambilan keputusan, perlu dikembangkan melalui pelatihan dan pengalaman.

Kurangnya kepercayaan diri: Kader baru sering merasa tidak percaya diri dalam berpartisipasi dalam organisasi. Mereka mungkin merasa tidak cukup kompeten atau takut membuat kesalahan. Oleh karena itu, diperlukan dukungan dan bimbingan dari senior dalam organisasi untuk membantu meningkatkan kepercayaan diri kader baru.

Kurangnya motivasi: Kader baru seringkali memiliki motivasi yang tinggi pada awalnya, tetapi dapat mengalami penurunan motivasi jika tidak melihat kemajuan dalam pengembangan diri maupun organisasi. Oleh karena itu, penting untuk memberikan umpan balik yang konstruktif dan memotivasi kader baru untuk terus berpartisipasi dan mengembangkan diri.

Tidak memiliki jaringan: Kader baru seringkali tidak memiliki jaringan atau relasi dalam organisasi. Hal ini dapat menjadi kendala dalam mencari dukungan dan memperluas jaringan. Oleh karena itu, diperlukan upaya untuk membantu kader baru membangun jaringan dan relasi dengan kader lain dalam organisasi.

Dalam rangka mengatasi kelemahan-kelemahan di atas, organisasi atau partai politik perlu menyediakan pelatihan, bimbingan, dan dukungan untuk kader baru. Selain itu, penting untuk memberikan umpan balik yang konstruktif dan memotivasi kader baru untuk terus mengembangkan diri dan berpartisipasi aktif dalam organisasi. Dengan demikian, kader baru dapat menjadi sumber daya yang berharga bagi organisasi dan dapat membantu organisasi mencapai tujuannya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun