Mohon tunggu...
Muhammad Asad
Muhammad Asad Mohon Tunggu... -

Manusia Pembelajar yang Terus Belajar Mengasah Diri dan Bertindak Konsisten agar Bisa Berguna Buat Diri Sendiri

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kesabaran Ahmad Yani Menghajar Silat Lidah Adian Napitupulu

31 Mei 2014   15:54 Diperbarui: 23 Juni 2015   21:54 809
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Menurut Adian, tingkat kemacetan berubah dari 12 km/jam menjadi 19 km/jam. Artinya, ada perubahan. Maksud saya (Adian),, kita berbicara data. Bukan karena emosi. Memang, ciri-ciri orang mau kalah itu emosi – kata Adian – yang langsung disambut dengan tertawaan banyak orang. Ahmad Yani pun juga terlihat tertawa sangat lepas. (Padahal, yang terlihat emosi sampai menggeser posisi duduk adalah Adian sedangkan Ahmad Yani malah kalem- kalem saja. Tenang-tenang saja).

Najwa Shihab menanyakan tentang bukti Prabowo membangun kota. Ahmad Yani menjawab bahwa memang Prabowo belum pernah menjabat di sipil pemerintahan. Tapi dalam hal kemiliteran, dia sudah membuktikan kapasitasnya pada dinas kemiliteran. Tetapi Adian menyanggah bahwa Jokowi belum pernah dipecat sebagai pejabat sedangkan Prabowo pernah dipecat. Ahmad Yani membalas dengan menyatakan bahwa hingga hari ini tidak ada fakta hukum yang menjadikan Prabowo terlibat. Itu adalah bukti bahwa Prabowo menerima dengan jiwa besarnya hukuman yang sudah diberikan olehnya walau tidak ada fakta hukum yang mengaitkan dirinya.

Adian mengatakan bahwa banyak orang bilang Jokowi meninggalkan Jakarta. Hal itu dibantah oleh Adian. Jokowi tidak meninggalkan Jakarta. Karena – kata Adian – Jokowi membangun Jakarta tidak dari balaikota Jakarta tetapi dari Istana Negara. (Argumen ngawur dikemukakan oleh silat lidah Adian Napitupulu. Kenapa harus jadi presiden dahulu untuk membangun Jakarta sedangkan saat menjadi gubernur, Jokowi malah tidak mengurus sungguh-sungguh atau setengah hati. Sebuah argumen yang rancu dan absurd. Selain itu, dengan menjadi presiden, fokus konsentrasinya adalah pembangunan nasional terutama di pelosok – pelosok luar pulau Jawa. Khawatirnya, begitu Jokowi jadi presiden kemudian ditanyakan persoalan Jakarta, Jokowi malah menjawab, “itu bukan wewenang saya, ‘kan ada gubernur Jakarta. Gimana sih kamu ini?”).

Ahmad Yani mempertanyakan soal prestasi Jokowi dalam mebangun kota Solo. Kemudian, untuk Jakarta, Ahmad Yani juga mempertanyakan tentang janji – janji apa yang sudah ditepati oleh Jokowi. Contohnya, banjir masih terjadi. Kemacetan malah semakin macet. Orang yang tidak punya akal sehat saja yang menyatakan Jakarta tidak macet. (Pernyataan tamparan keras dari Ahmad Yani kepada Adian yang tadi sudah berucap soalkemacetan Jakarta berkurang).

Adian malah melakukan debat argumen yang tidak nyambung dengan menyatakan bahwa apa yang terjadi bila Prabowo terpilih sebagai presiden yang sekaligus sebagai panglima tertinggi militer kemudian melantik semua jenderal padahal dia adalah orang yang sudah dipecat dari Mahkamah Militer. Dijawab oleh Ahmad Yani bahwa hal itu tidak masalah. (Adian Napitupulu seperti terkunci. Diam seribu bahasa.)

Adian yang semakin emosi memberondong Ahmad Yani dengan mengatakan pencitraan itu orang naik kuda, naik helikopter ketemu rakyat. (Tampaknya, Adian lupa bahwa Jokowi juga naik kuda waktu acara festival budaya di Monas tahun 2013 lengkap dengan pakaian Kaisar Cina-nya. Kembali, silat lidah Adian terbukti menusuk Jokowi).

Di akhir acara, Najwa Shihab memberikan kesempatan komentar positif dari Ahmad Yani dan Adian Napitupulu tentang sosok 2 tokoh ini (Prabowo dan Jokowi). Ahmad Yani berkomentar bahwa blusukan Jokowi adalah hal yang positif dari Jokowi. Selanjutnya, Adian mengatakan bahwa Prabowo adalah pengurus kuda yang baik dan Prabowo membutuhkan ibu negara. (Dalam forum debat yang terhormat seperti ini Adian malah mengungkapkan pernyataan bunuh diri yang malah merendahkan dirinya. Pernyataan yang tidak lucu dan kampungan ini malah menjadi senjata makan tuan bagi pihak Adian selaku pendukung Jokowi – Jusuf Kalla).

Inilah catatan saya selama menonton acara Mata Najwa Shihab bertema “Jokowi atau Prabowo” yang ditayangkan di Metro TV pada sesi ketiga, yang menampilkan head to head, Adian Napitupulu vs Ahmad Yani.

Semoga tulisan saya ini bisa menjadi pertimbangan anda untuk menghadapi pilpres tanggal 9 Juli 2014 nanti, agar lebih hati-hati dalam memilih pemimpin kita di tahun 2014 ini.

Salam.

NB1: Tulisan ini adalah sesi ketiga acara Mata Najwa bertema “Memilih Jokowi atau Prabowo”. Bagi yang langsung membaca tulisan ini, silahkan bisa juga membaca tulisan saya sesi pertama dan sesi kedua

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun