Mohon tunggu...
Syukron
Syukron Mohon Tunggu... Penegak Hukum - Akademisi hukum

Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Abu dan Bahlul si Anak Adam

27 Januari 2019   02:06 Diperbarui: 28 Januari 2019   17:25 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Abu Seorang anak adam yang tak tau gayung dan ember, yang dia tahu hanya air di kolam kecil. Tak tau bagaimana cara mengambil air akhirnya semua anggota badanya masuk pada kolam kecil yang menjadikan air keruh. Air berubah menajdi comberan yang memberikan aroma bau pada setiap orang yang menghampirinya.

Abu diberi  nasehat oleh badrun pengemis tua yang tak sengaja melihat tingkah laku abu yang tak mengerti apa maunya dengan air yang dimainkan.  "belajarlah  secara sistematik  nak." ucap pengemis tua. "Badrun kembali berkata," air itu bisa digunakan untukmu bersuci dan mensucikan orang lain. "Gunakanlah alat untuk mengunakanya nak," ucap badrun sambil berjalan meninggalkan abu yang sedang asik bermain air.

Air ibarat agama yang suci mensucikan. badan ibarat kotoran yang bisa mengkontaminasi kesucian air. Kita harus tau alat untuk bisa mengambil agama agar agama yang suci mensucikan tidak tercemari.

tapi abu tak perdulikan alat, yang terpenting baginya air itu mengenainya disetiap saat. Badanya terus direndam dalam kolam yang kecil, yang membuat air semakin keruh dan berubah menjadi comberan yang membuat dirinya jatuh sakit karena virus-virus yang terkandung dalam comberan atas ulahnya sendiri.

Dia tidak perduli akan penyakit yang dialami karena dia merasa sudah berendam di air tanpa keluar sedikitpun. Orang yang melihatnya menganggap orang gila yang sedang bermain comberan. Memercikan comberan ke setiap orang yang sedang lewat dihadapnya. Terpercilah comberan ke dada para pejalan kaki yang melawtinya membuat virus-virus mudah menjalar ke jantung dan hati.

Kebetulan bahlul yang sedang berjalan dihadapanya terkotori dadanya, virus pun menjalar kejantung dan hati. Bahlul tak mengerti apa itu comberan? Gayung dan ember tak pernah dilihatnya, sungguh malang nasibnya. Bahlul datang dari negeri yang tak tau membaca dan mendengarkan hobi negerinya. Pantas bahlul tak mengerti perbedaan antara air dan comberan yang dia lihat sama-sama cair yang mengalir. 

Bahlul pendengar yang ulung apa yang dia dengar pasti dia tiru dan ikuti. Abu melambaikan tangan sambil memberi isyarat suara, "hai kau yang ada dihadapkanku, kemarilah." bahlu dengan pendengaran yang sangat tajam langsung bergegas menuju abu yang sedang membasuh mukanya dengan comberan. "Nak, kau dari mana? Kyaknya kau orang baru disini." Ucap abu yang langsung memberikan informasi kepada bahlul.

"Nak, tahu kah engkau bahwa air ini adalah air yang bisa mensucikanmu dari macam kotoran," Ucap abu pada bahlul. Bahlul merasa pernah melihat wajah yang berlumuran comberan ini tapi dimana, "pikir bahlul sambil mengerutkan dahi seperti orang yang sedang berfikir." "oh iya kamu bedes yang diseberang sungai sanakan,"  tanya bahlul kepada abu. Secepat angin abu langsung membalasnya, "kamu  tak melihat aku siapa yang sedang berendam di air"? Aku adalah orang suci, dan lihatlah nak disekelilingmu mereka jahu dari air suci ini nak. Berhati-hatilah nak, jangan dekat dengan mereka mari ikut bapak saja kau pasti selamat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun