Refleksi bagi negara kita yang beragama muslim terbesar di dunia dengan segala aktifitas keagamaanya tetapi luput akan sebuah ekosistem yang ditakdirkan Tuhan di dunia ini.  Ajaran  budha memberikan kita pelajaran yang sangat berarti bahwa Ekosistem kehidupan harus berjalan dengan roda yang sudah di digariskan di dunia ini, yaitu Pohon.
Pepohonan sebagai salah satu ekosistem yang diciptakan Tuhan yang menemani perjalanan hidup manusia semakin hari mengalami kelangkaan akibatnya temperatur suhu udara semakin panas dan polusi udara tercemar dengan kegiatan modern yang tidak memperhatikan ekosistem  khususnya pepohonan.
 Data yang diutarakan oleh WWF sebagimana yang dilansir kementerian kehutanan republik Indonesia bahwa sedikitnya 1,1 juta hektar atau 2% dari hutan Indonesia menyusut setiap tahunya. Kondisi ini sangat memperihatinkan, dimana rakyat Indonesia dengan mayoritas beragama Islam tidak bergerak untuk memperbaikinya. tonggak kehidupan disuatu negara yang sangat bertanggung jawab adalah kelompok yang mayoritas.
Mari kita belajar dari Ajaran Buddha, yang mengajarkan suatu sikap hidup menghormati dan tanpa kekerasan, bukan hanya kepada sesama manusia, tetapi juga terhadap pepohonan. Dimana setiap pemeluk agama Budha wajib menanam sebatang pohon setiap beberapa tahun dan menjaganya sampai benar-benar hidup.(kecil itu indah)
Dalam Ajaran agama Islam bukan berarti tidak memperdulikan sebuah ekosistem.Banyak ditemukan dalam Al Qur'an tentang ayat yang  mengancam terhadap perusak ekosistem, seperti yang terdapat dalam ayat 60 surat Al Baqarah. Ayat ini menceritakan kau nabi Musa untuk menikmati Rizki dari Allah akan tatapi tidak boleh membuat kerusakan dimuka bumi .
Rakyat muslim di Indonesia seharusnya mengamalkan apa yang telah difirmakan oleh Allah bahwa Allah menyuruh kalian untuk menjaga ekosistem kehidupan kita khusunya pohon, karena pohon tempat berbagai kehidupan dan untuk keberlangsungan kehidupan manusia itu sendiri. Dimana ada pohon disitulah terdapat air untuk kebaikan bersama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H