Mohon tunggu...
Goldy Gibran
Goldy Gibran Mohon Tunggu... Mahasiswa - Halo

Halo

Selanjutnya

Tutup

Nature

Apakah Sedotan Stainless adalah Alternatif Penggunaan Limbah Plastik yang Tepat?

13 April 2021   16:55 Diperbarui: 13 April 2021   17:03 308
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Pada saat ini, hampir semua orang menggunakan produk yang mengandung plastik. Kantong plastik digunakan hampir pada semua tempat perbelanjaan. Banyak kemasan-kemasan produk minuman dan camilan menggunakan bahan plastik. Dan sedotan plastik juga sangat banyak digunakan. Sedotan plastik menyumbang limbah plastik paling banyak. Pada tahun 2018, di Indonesia terdapat 93 juta unit sampah sedotan plastik per harinya. (Sumber)

Limbah plastik ini sangat merugikan bagi lingkungan. Di darat maupun di laut, sampah plastik dapat merusak ekosistem. Limbah plastik juga menghasilkan polusi tanah, air, dan udara. Terdapat juga racun-racun yang berasal dari partikel plastik masuk ke dalam tanah, yang mengakibatkan membunuh hewan pengurai. Hal itu mengakibatkan menurunnya kesuburan tanah, karena plastik menghalagi sirkulasi udara dalam tanah. Biota-biota laut juga terkena dampak negatif dari limbah plastik, seperti lumba-lumba, anjing laut, penyu laut, hewan lainnya, karena menganggap limbah plastik sebagai makanannya, sehingga hewan-hewan tersebut mati karena tidak bisa mengurai limbah plastik tersebut. Dampak negatif dari limbah plastik juga dapat mengakibatkan pendangkalan pada sungai dan juga menyebabkan sungai tersumbat dan akan terjadi banjir. Limbah plastik juga sulit untuk terurai, maka dari itu sampah plastik akan menumpuk terus menerus jika tidak dilakukannya daur ulang atau memotong rantai masalah tersebut langsung pada akarnya, yaitu tidak menggunakan plastik.

Sudah ada beberapa alternatif untuk mengurangi sampah plastik, yaitu menggunakan tas belanja pribadi, menggunakan botol minum pribadi, membatasi pemakaian plastik dalam pembungkusan paket, dan salah satunya adalah penggunaan sedotan stainless. Penggunaan sedotan stainless sangat mengurangi limbah plastik. Yang biasanya sedotan plastik digunakan sekali pakai kemudian dibuang, dengan penggunaan sedotan stainless, akan memangkas sebagian limbah plastik yang ada. Beberapa restoran atau cafe sudah mulai bergerak untuk mengurangi limbah sedotan plastik dengan tidak menyediakan sedotan plastik, ada juga yang menyediakan sedotan stainless. Gerakan tanpa sedotan atau “No Straw Movement” yang diciptakan pada tahun 2017 oleh Swietenia Puspa Lestari, founder dari Divers Clean Action, sudah mulai gencar di Indonesia.

Sedotan stainless sangat menguntungkan jika dibandingkan dengan sedotan plastik. Keuntungan menggunakan sedotan stainless yaitu ramah lingkungan, karena jika menggunakan sedotan plastik, proses penguraiannya akan sangat lama, yang menyebabkan penumpukkan. Dan juga pembuatan plastik menghasilkan zat karsinogenik, yang berdampak negatif pada munculnya polusi air, tanah, udara. Kemudian keuntungan sedotan stainless adalah dapat digunakan kembali, sehingga tidak menimbulkan limbah. Keuntungan-keuntungan tersebut sangat berdampak positif bagi alam.

Namun, walaupun dengan penggunaan sedotan stainless bisa mengurangi limbah sedotan plastik, sedotan stainless mempunyai beberapa dampak negatif. Dampak negatif tersebut adalah boros energi dan menghasilkan emisi CO2 yang banyak. Dalam proses pembuatannya, sedotan stainless adalah penghasil emisi CO2 yang paling besar jika dibandingkan dengan sedotan lainnya, seperti sedotan plastik, sedotan kertas, sedotan bambu, dan sedotan kaca. Sedotan stainless menghabiskan 2420 kJ energi per satu sedotan, dan menghasilkan 217 gram karbon dioksida (CO2) per satu sedotannya. Angka tersebut sangat jauh jika dibandingkan dengan proses pembuatan sedotan lainnya, seperti sedotan plastik, yang hanya menghabiskan 23,7 kJ energi dan menghasilkan 1,46 gram CO2 per satu sedotannya.
http://www.clapeyronmedia.com/sedotan-stainless/

Dalam hal ini, sedotan stainless memang menjadi salah satu alternatif untuk mengurangi limbah sedotan plastik, namun jika dilihat dari energi yang dibutuhkan dan emisi CO2 yang dihasilkan selama proses pembuatannya, sedotan stainless sangat boros energi, menimbulkan polusi udara, dan melahirkan kerugian-kerugian lainnya terhadap alam dengan emisi CO2 yang begitu besar. Sebenarnya, semua sedotan tidak berbahaya jika digunakan dengan bijaksana dan limbahnya dikelola dengan baik. Dan sedotan bukanlah kebutuhan primer bagi kita, jadi jika tidak dibutuhkan sekali, lebih baik tidak menggunakan sedotan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun