Sampah botol bekas dan sampah jajan siswa dapat dimanfaatkan menjadi barang yang bernilai guna. Sampah plastik jajan sangat melimpah di SDN 2 Karangturi, Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, Provinsi Jawa Tengah. Setiap hari siswa membeli jajan berupa jajan kemasan plastik. Tempat sampah di depan kelas menampung sampah - sampah tersebut. Belum lagi, sampah plastik yang ada di rumah siswa.Â
Mahasiswa Kampus Mengajar 5 di SDN 2 Karangturi merupakan mahasiswa peserta program Kampus Mengajar Angkatan 5 yang diadakan oleh Kemendikbudristek. Beranggotakan lima orang, peserta melakukan observasi di awal penerjunan. Ecobrick menjadi program kerja Sustainable Development Goals (SDGs).
Dhikri Romadhon, ketua kelompok Kampus Mengajar 5 di SDN 2 Karangturi menyampaikan bahwa ecobrick berarti batu bata yang ramah lingkungan yang bertujuan untuk memanfaatkan sampah plastik menjadi barang yang bernilai guna. Barang yang dibentuk adalah kursi dan meja. "Program kerja yang bagus. Jadi siswa bisa tahu dan memiliki pengalaman memanfaatkan sampah plastik," Ujar Bu Dian, guru kelas 5. Rabu (22/2/2023)Â
Berikut adalah cara pembuatan ecobrick meja dan kursi
- Potong sampah plastik jajan menggunakan gunting menjadi ukuran yang lebih kecil.Â
- Masukkan potongan sampah plastik jajan ke dalam botol plastik.Â
- Lakukan cara 1 dan 2 sampai botol terlihat hampir penuh.Â
- Tekan isi botol dengan sebilah bambu untuk memadatkan potongan sampah plastik dalam botol.Â
- Lakukan secara terus menerus sampai botol terpenuhi dan tidak dapat dimasukkan potongan sampah plastik lagi.Â
- Tutup botol yang sudah penuh.Â
- Rekatkan botol - botol dengan lem khusus untuk membentuk kursi dan meja.Â
Awal pembuatan ecobrick dilaksanakan pada hari Sabtu, 4 Maret 2023. Sehari sebelumnya seluruh siswa dari kelas 1 - 6 diberi tahu untuk membawa sampah botol plastik dan sampah plastik yang ada di rumah mereka. Siswa kelas 4 - 6 juga membawa gunting untuk menggunting sampah plastik agar dapat dimasukkan ke dalam botol. Tahap perekatan antar botol dilakukan oleh mahasiswa di hari - hari selanjutnya.Â
Siswa nampak antusias membuat ecobrick. Hal itu menjadi pengalaman pertama mereka memanfaatkan sampah plastik secara bersama-sama. Dengan duduk di halaman depan sekolah, para siswa menggunting dan memasukkan sampah plastik ke dalam botol plastik. Walaupun memakan waktu karena harus memasukkan sampah plastik sampai padat, siswa mengaku senang ketika berhasil memenuhi satu botol plastik terisi oleh sampah plastik. "Senang Kak, akhirnya penuh juga. Ya cape sih, tetapi senang," Ujar Angga, siswa kelas 6 kepada Kak Golda. Sabtu (4/3/2023). Ecobrick yang dihasilkan berjumlah 5 yaitu 4 kursi dan 1 meja.Â
Diketahui mahasiswa Kampus Mengajar 5 di SDN 2 Karangturi berasal dari berbagai universitas. Dhikri Romadhon dan Efri Cahyani dari Universitas Perwira Purbalingga, Golda Safira Indraswari dari Universitas Sebelas Maret, Fatihatul Faizah dari Universitas Muhammadiyah Purwokerto, dan Selvi Putriani dari Universitas Muhammadiyah Semarang.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H