Mohon tunggu...
Muhammad Billy Fraska
Muhammad Billy Fraska Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Assalamualaikum perkenalkan nama saya Muhammad Billy Fraska, hobi saya adalah olahraga.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Nikmat Sedekah

9 Juli 2024   15:03 Diperbarui: 12 Juli 2024   09:44 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di sebuah kota Bengkulu, hiduplah dua orang pemuda miskin bernama Qodri dan Rizal mereka merupakan kakak beradik yang dimana kondisinya telah ditinggalkan oleh kedua orang tuanya sejak usia remaja, karena orang tuanya mengalami kecelakaan yang tragis sehingga menyebabkan kakak beradik ini menjadi yatim piatu. Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sang kakak pun rela berhenti sekolah dan mencari kerja, pekerjaan apapun dilakukan sang kakak seperti menjadi kuli bangunan. Rizal yang melihat kakaknya bekerja keras untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari merasa tidak tega dan memohon kepada kakaknya untuk bekerja juga akan tetapi Qodri menolaknya ia menyuruh adiknya itu untuk fokus sekolah saja tanpa perlu memikirkan kebutuhan harian dan biaya sekolahnya. Walaupun hidup dengan pas-pasan Qodri selalu menyempatkan untuk selalu bersedekah apabila ia melihat orang yang lebih susah darinya, karena dia sendiri sangat paham betapa tidak enaknya hidup tanpa memiliki sepersenpun uang. Qodri yakin bahwa sedekah yang dilakukannya itu akan diganti oleh Allah SWT berkali-kali lipat.

Pada suatu pagi, ketika Qodri hendak berangkat bekerja ia melihat seorang nenek tua yang kelaparan di pinggir jalan, kondisi nenek itu sungguh memprihatinkan, tampak lemah dan tak berdaya bahkan untuk sekedar menggerakkan kakinya saja tidak bisa. Tanpa pikir panjang Qodri yang melihat kondisi nenek tersebut langsung memberikan sebotol air minum dan sebungkus nasi padang yang telah dibelinya sebelum berangkat kerja. Makanan yang diberikan Qodri menyapa perut nenek yang kosong dengan rasa syukur, nenek tua itu sangat berterima kasih akan bantuan yang diberikan oleh Qodri, nenek tua tersebut mendoakan Qodri agar selalu dilancarkan rezekinya oleh Allah SWT. Qodri pun hanya tersenyum dan mengatakan
“Itu hanya sebotol air dan sebungkus nasi nek saya ikhlas dari hati saya yang paling dalam”

Keesokan harinya, Qodri merasa bahwa pekerjaannya yang sekarang tidak cukup untuk seluruh biaya sekolah adiknya maka Qodri dengan inisiatif pergi ke pasar untuk mencari pekerjaan tambahan, ia bertanya apakah ada lowongan pekerjaan dari toko 1 ke toko lain. Dari pagi sampai menjelang siang karena tak kunjung menemukan lowongan pekerjaan akhirnya Qodri memutuskan untuk duduk sejenak dan beristirahat sambil menunggu adzan Dzuhur yang sebentar lagi dikumandangkan. Qodri tak sadar bahwa orang yang sedang duduk disebelah Qodri adalah nenek yang dibantunya kemarin, Qodri pun terkejut dan menanyai kabar si nenek, sang nenek pun menjawab bahwa ia baik-baik saja sambil memberikan senyum tipis dengan pipinya yang penuh akan keriput itu. Tidak lama kemudian ada seorang pria dengan umur sekitar 40 tahunan menghampiri si nenek.

“Ibu ayo kita segera kembali ke toko”

Qodri yang melihat pria itu memanggilnya ibu secara otomatis terkejut dan langsung bertanya

“permisi bapak mohon maaf sebelumnya apabila saya lancang tiba-tiba bertanya seperti ini, apakah nenek ini adalah ibunya bapak ?” tanya Qodri.

“iya benar ini ibu saya ada apa ya nak ?”

“kemarin saya bertemu dengan ibu bapak di pinggir jalan dengan kondisi tubuh yang memprihatinkan pak, saya ingin menanyakan kenapa hal itu sampai bisa terjadi ?"

“ohh jadi kamu yaa yang kemarin membantu ibu, ibu saya cerita bahwa ada seorang pemuda yang baik hati membantu dirinya pada saat tak berdaya karena belum makan sama sekali. Saya sangat berterima kasih akan bantuan adik karena telah membantu ibu saya dan untuk menjawab pertanyaanmu, kemarin saya dan ibu saya sedang belanja, karena saya sedang fokus bernegosiasi dengan pedagang saya tak sadar bahwa ibu saya sudah menghilang dari pandangan saya, saya sudah mencarinya kemana-mana sampai pada akhirnya alhamdulillah saya menemukan ibu saya sedang duduk di pinggir jalan dan memakan sebuah nasi”

“alhamdulillah pak kalau ibu bapak sudah ditemukan saya turut senang mendengarnya” balas Qodri

“Iya nak alhamdulillah, oh iya ngomong-ngomong apa yang kamu lakukan disini nak ?” tanya bapak itu dengan lembut

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun