Pemilu 2014 tinggal menghitung bulan untuk menjelang pesta yang 'katanya' demokrasi. Mereka yang beradu dalam pesta demokrasi tersebut menjadikan dirinya setidaknya 'populer' lebih dulu atau dalam fenomena sekarang disebut dengan pencitraan. Calon-calon yang ingin menduduki kursi nomor satu pun tidak kalah dalam mengkampanyekan dirinya. Ada yang melalui iklan tv dengan durasi 'tanpa batas' (bagi pemiliki stasiun tv), ada yang melalui media sosial, ada juga yang menggelar perlombaan seperti kompetisi menulis tentang dirinya dan berbagai macam cara dilaksanakan yang penting eksis dulu. Tetapi, apakah kita sudah bisa menebak siapakah yang akan duduk di kursi-kursi kehormatan itu? Setidaknya saya bisa berbagi mengenai peluang-peluang kemungkinan siapa yang akan menang. Saya mendapatkan gambaran peluang-peluang tersebut pagi tadi (Minggu, 09/3)
Seperti biasa, setiap minggu saya selalu menjadi kakak pengajar dari salah satu komunitas pendidikan, yaitu Rumah Edukasi di Bandung. Sekitar dua puluh sembilan anak-anak berkumpul untuk bermain sambil belajar. Sebelum memulai kelas, biasanya ada gerakan yang dilakukan bersama untuk menyemangati anak-anak dalam melakukan kegiatannya. Kebetulan, kegiatan tadi pagi hanya sekedar membagikan beberapa reward untuk mereka yang telah berhasil mengumpulkan cap-cap dalam perjalanan selama mengikuti kelas mengajar di Rumah Edukasi. Sebelum membagikan reward tersebut, saya bersama dengan beberapa teman saya mencoba melakukan simulasi tanya jawab dengan beberapa pertanyaan umum.
Dan akhirnya, sampailah pada pertanyaan yang cukup unik yang kami berikan dan berikut adalah potong percakapan kami sebagai kakak pengajar dengan ke-29 anak-anak (rentang kelas 1 SD sampai 5 SD) tersebut: (K)= Kakak Pengajar, (A) = Adik-adik.
(K): Adik-adik, pasti pada tahu kan siapa itu presiden. Fungsinya apa ya?
(A): Yang memimpin negera, kak. Yang membuat negara ini. Yang ada di jakarta, (Teriakan dari anak-anak yang saling bersahutan untuk menjawab pertanyaan).
(K): Nah sekarang, kakak sebut nama calon presiden kita ya, nanti kalian tunjuk tangan saja bagi yang memilihnya
(A): Oke kak, Siap Kak.
Kemudian kakak pengajar menyebutkan satu per satu nama calon presiden:
(K): Rhoma Irama?
(A): hahahahaha.. (disambut tawa keras dari 29 anak-anak) .. Itu mah pedangdut, kak, bukan presiden..
(K): Ibu Megawati?