Mohon tunggu...
Khus Indra
Khus Indra Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Pecinta Sastra dan Seni |\r\nPengagum pemikiran Friedrich Nietzsche | Pengkritik ulung

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

'Pembunuhan' Potensi Daerah oleh Media

28 Maret 2013   19:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   16:04 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Setiap waktu, kita selalu disajikan berbagai informasi atau berita dari berbagai media. Media memegang peranan penting dalam penyaluran setiap informasi kepada pembaca berita dan informasi. Setiap hari, kita membutuhkan sajian-sajian berita yang menarik dan menambah wawasan kepada pembacanya. Tidak terkecuali berita itu yang bersifat kriminalitas maupun yang berbau tak sedap mengenai korupsi, terorisme dan lain-lain. Konten berita seperti itu wajar untuk diberitakan, karena itu termasuk peristiwa bangsa.

Di sisi lain, kita sebagai pembaca yang juga penikmat berita tersebut, secara manusiawi akan memakan bulat-bulat informasi tersebut tanpa telaah lebih mendalam. Itu normatif, karena belum tentu semua pembaca memiliki tingkat intelektual yang tinggi. Oleh sebab itu, setiap informasi yang diberitakan akan menimbulkan persepsi yang berbeda-beda dari kalangan pembacanya.

"Pembunuhan" Potensi daerah

Kata 'Pembunuhan' di sini bukan berarti menghilangkan nyawa seseorang, melainkan menyembunyikan. Menyembunyikan potensi daerah yang kurang diberitakan sisi positifnya.

Setiap berita yang dikeluarkan tentunya tidak dapat dipisahkan dari lokasi kejadian yang diberitakan. Informasi-informasi yang disalurkan tentunya juga akan berdampak pada lokasi tempat kejadian berlangsung. Mari telaah beberapa contoh, seperti kasus LP Cebongan. Tentunya daerah disekitar Dusun Cebongan tersebut juga akan terkena akibatnya. Ditambah yang diberitakan adalah tindakan kriminalitas. Tentunya daerah yang diberitakan tersebut sudah memiliki "Cap" bahwa daerah tersebut sangat rawan untuk dapat dikunjungi. Akhirnya potensi daerah tersebut hilang dan masyarakat tidak dapat melihat sisi potensi-potensi yang positif dari daerah tersebut.

Contoh lain adalah Daerah Poso, Kita tahu bahwa Poso merupakan daerah yang sangat rawan untuk konflik horisontal. Apalagi media-media seakan membuat suasana poso itu menjadi tempat yang berbahaya untuk dikunjungi. Memang ada sisi positif dari pemberitaan terkait peristiwa-peristiwa di Poso seperti kewaspadaan kita terhadap teroris yang ada disana. Tetapi jika melihat secara objektif, ada pembunuhan potensi daerah itu. Padahal Poso itu sendiri memiliki budaya dan tradisi serta keindahan alam yang bisa ditawarkan kepada publik. Tentu saja akibat pemberitaan negatif-negatif oleh media mengenai situasi yang ada di sana, mengakibatkan kita tidak dapat melihat sisi positif di tempat tersebut.

Contoh lain juga seperti Kota Jakarta, Pemberitaan akan kota metropolitan ini sangat beragam, dari mulai kriminalistas, korupsi, penipuan, dan lain-lain. Persepsi yang diberikan publik terhadap kota ini juga beragam. Ada yang berpendapat bahwa kota tersebut memiliki kriminalitas yang tinggi, ada juga yang berpendapat bahwa tempat untuk mencari pekerjaan. Tetapi beragam pendapat itu tentunya juga akan mengakibatkan potensi daerah Kota Jakarta menjadi sangat variatif

Seperti juga Aceh. Pada saat pemberitaan akan konflik GAM (Gerakan Aceh Merdeka), kota tersebut merupakan kota yang tidak memiliki potensi untuk dikunjungi. Sampai sekarang paradigma orang-orang terhadap Aceh juga masih kuat, yaitu sebagai suatu kota yang sangat Ekslusif dan memiliki tingkat kriminalitas yang tinggi juga.

Secara keseluruhan, tidak bisa menyalahkan media sepenuhnya. Kewajiban sebuah media adalah memberitakan apapun yang bersifat informatif, aktual serta bermanfaat. "Pembunuhan" Potensi daerah ini bukan disengajai oleh sang penulis berita, tetapi sang penulis berita ingin menampilkan dan mendeskripsikan kondisi aktual yang ada di lapangan.

Paradigma akibat Pemberitaan

Pemberitaan yang dibawa setiap media akan membuat suatu kerangka berpikir yang berbeda-beda bagi pembacanya. Oleh sebab itu, setiap pemberitaan yang dibawa pasti dapat diterjemahkan secara variasi oleh masing-masing individu. Tergantung bagaimana orang itu menyikapinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun