Mohon tunggu...
Khus Indra
Khus Indra Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Pecinta Sastra dan Seni |\r\nPengagum pemikiran Friedrich Nietzsche | Pengkritik ulung

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama FEATURED

Merawat Identitas Melalui Karya Seni

23 September 2014   18:34 Diperbarui: 16 November 2018   14:10 981
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Monumen Bong Belung/Ket: Foto-foto merupakan dokumentasi pribadi


Melihat foto-foto hitam putih dengan gambar tengkorak manusia, membawa nuansa menyeramkan sekaligus kesedihan yang tertanam. Masing-masing foto tersebut dimasukan ke dalam kotak-kotak. Lalu, di samping kanan-kiri foto itu diapit dengan dua buah lampu merah elektrik yang diibaratkan seperti lilin. Sebanyak 191 kotak itu disusun melingkar bak sebuah monumen.

Itulah monumen karya seniman FX Harsono yang berjudul Monumen Bong Belung (Monumen Kuburan Tulang, 2011). FX Harsono kembali dengan membawa nuansa yang selalu mengupas mengenai identitas dirinya sebagai orang Tionghoa Indonesia.

Kali ini, ia hadir di Galeri Selasar Sunaryo Art & Space, Bandungdengan menggelar pameran tunggal yang berjudul “Things Happen When We Remember”.

Ket: Foto-foto merupakan dokumentasi pribadi
Ket: Foto-foto merupakan dokumentasi pribadi

Karya Monumen Bong Belung disusun seperti altar sembahyang dalam tradisi tionghoa itu, diambil dari pembunuhan dan pembantaian terhadap etnis tionghoa yang terjadi di tempat kelahirannya sekitar tahun 1947-1949 akibat pergolakan politik.

Bila kita lihat secara detail karya ini, maka akan terlihat nama-nama orang yang meninggal.

Kita seperti dibawa ke sebuah kuburan peranakan tionghoa yang dipenuhi hawa-hawa dingin dengan kegetiran akibat pembantaian itu.

Identitas

FX Harsono (sumber: Tempo.co)
FX Harsono (sumber: Tempo.co)

Nama FX Harsono sudah mulai malang melintang dalam seni rupa Indonesia sejak  keterlibatannya dalam Manifesto Desember Hitam – sebuah gerakan seniman yang beroposisi terhadap institusionalisasi seni oleh pemerintah tahun 1974.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun