Mohon tunggu...
Gogod Godwin
Gogod Godwin Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Suka mengamati, mengambil pelajaran & berbagi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

22 Desember Hari (Terimakasih) Ibu?

22 Desember 2018   10:52 Diperbarui: 22 Desember 2018   11:07 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Darimana asal usul penetapan tanggL 22 Desember menjadi hari (terimakasih ) ibu,
sehingga banyak yg mengungkapkan perasaan melalui tulisan atau lagu atau bahkan memberikan hadiah untuk ibu ditanggal 22 Desember.

Menurut sejarah, dimulai dari peran perempuan di indonesia dalam perjuangan merintis kemerdekaan.:

1. Kongres Perempuan Indonesia yang pertama di Yogyakarta pada tanggal 22-25 Desember 1928 melahirkan Kongres Wanita Indonesia atau yang disebut dengan Kowani.
Kongres ini diadakan untuk meningkatkan hak-hak perempuan di bidang pendidikan dan pernikahan.

2. Meskipun tidak dirayakan secara resmi , peringatan hari ibu ditetapkan pada kongress Perempuan ke 3 pada tahun 1938.

3. Pada saat ulang tahun ke 25 Konggres perempuan Indonesia secara resmi Presiden Soekarno pada tanggal 31 Desember 1959  mengubah Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 316 Tahun 1959 tanggal 16 Desember 1959, tentang  hari bersejarah nasional yang bukan hari libur dimana salah satunya adalah tanggal 22 Desember sebagai Hari ibu.  

Seiring berjalannya waktu terjadi sedikit pergeseran makna menjadi layaknya  mother's day  , dimana tanggal 22 Desember selalu dirayakan sebagai hari ibu dengan mengungkapkan kasih sayang dan terimakasih kepada ibu.

Hal terpenting yang harus diingat bahwa berbuat baik kepada ibu, berterimakasih dan menyayangi ibu adalah adab setiap anak yang harus terus menerus dilakukan 

"Seorang pria pernah mendatangi Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam lalu berkata, 'Siapa dari kerabatku yang paling berhak aku berbuat baik?' Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan, 'Ibumu'. Dia berkata lagi, 'Kemudian siapa lagi?' Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan, 'Ibumu.' Dia berkata lagi, 'Kemudian siapa lagi?' Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan, 'Ibumu'. Dia berkata lagi, 'Kemudian siapa lagi?' Beliau shallallahu 'alaihi wa sallam mengatakan, 'Ayahmu'." (HR. Bukhari no. 5971 dan Muslim no. 2548).

"Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu" (QS. Lukman: 14).

"Kami perintahkan kepada manusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandungnya dengan susah payah, dan melahirkannya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabila dia telah dewasa dan umurnya sampai empat puluh tahun ia berdoa: Ya Tuhanku, tunjukilah aku untuk mensyukuri nikmat Engkau yang telah Engkau berikan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat berbuat amal yang saleh yang Engkau ridhai; berilah kebaikan kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku. Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri." (Al Ahqaf:15)

Dari berbagai sumber

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun