Bagi para pengguna sosial media, Instagram bukanlah hal yang asing. Selain itu, banyak pula orang yang menggunakan Instagram untuk menawarkan produk yang mereka jual. Produk yang dijual melalui Instagram dirasa pemasarannya akan lebih mudah karena pelaku hanya perlu mengunggah foto yang produk mereka. Minggu ini, Instagram akan meluncurkan fitur Shopping in Stories kepada semua pengguna dan mitra bisnis di seluruh dunia.
Dalam pengujian sejak Juni, fitur Shopping in Stories benar-benar merek yang mereka buat. Di antara kegunaan potensial lainnya, merek pakaian bias diunggah ke video Story dengan behind the scene seperti peragaan busana, lalu mengisinya dengan tag yang dapat diambil. Sampai saat ini, Stories telah terbukti menjadi salah satu layanan Instagram yang paling populer. Saat ini, lebih dari 400 juta pengguna melihat setidaknya satu Stories setiap hari.
Sekitar sepertiga dari Cerita yang paling banyak dilihat saat ini berasal langsung dari bisnis, per data internal. Secara terpisah, Instagram juga menambahkan saluran belanja di Explore yang menjanjikan untuk memberikan ciri khas sendiri sesuai selera pengguna. Instagram mengharapkan agar pengguna dapat merasakan pengalaman yang santai saat berbelanja.
Instagram baru-baru ini melampaui 1 miliar pengguna aktif bulanan, sementara analis Intelijen Bloomberg Jitendra Waral memperkirakan platform ini sekarang bernilai lebih dari 100 miliar USD. Waral memperkirakan bahwa Instagram akan menambah lebih dari 10 miliar USD pendapatan dan diperkirakan akan melampaui 2 miliar pengguna dalam lima tahun ke depan.
Metode penjualan produk melalui Instagram memang sudah lama dilakukan orang. Namun, keterbatasan platform yang hanya menampilkan foto dan video membuat pelaku bisnis online memerlukan platform sendiri yang dapat menampilkan ciri khas mereka. Oleh karena itu, PT Hensel Davest Indonesia (HDI) melalui anak perusahaannya meluncurkan Emposh bagi para pelaku e-commerce yang tidak memiliki platform sendiri. Emposh merupakan sebuah white label e-commerce. Oleh karena itu, tidak akan ada brand yang menempel pada produk yang akan dijual. Hal itu membuat pelaku bisnis tidak hanya menjual produk mereka, tetapi juga ciri khas mereka.
Selain itu, Emposh sudah menyediakan website dan aplikasi bagi para penggunanya dengan berbagai macam template yang berbeda. Hal tersebut membuat pelaku e-commerce tidak perlu memusingkan masalah teknis, seperti pemrograman. Namun, ada pula fitur kustomisasi penuh jika pelaku e-commerce ingin mengubah tampilan platform mereka.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H